TULUNG SELAPAN, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan membenahi kawasan Pulau Maspari, satu-satunya pulau yang dimiliki Sumatera Selatan yang sudah 15 tahun terbengkalai. Pulau seluas 25 hektar ini memiliki potensi pariwisata dan perikanan yang cukup besar.
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya saat mengunjungi Pulau Maspari yang terletak di Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kamis (15/11/2018), mengatakan, Pulau Maspari mememiliki potensi yang sangat tinggi. ”Tidak banyak yang tahu kalau Sumsel memiliki pulau berpantai,” ujarnya.
Pulau Maspari adalah pulau yang berbatasan langsung dengan Provinsi Bangka Belitung. Hanya butuh satu jam dengan perahu motor dari Pulau Maspari ke Toboali, Bangka Selatan. Namun, butuh enam jam dari Palembang, 3 jam perjalanan darat, 1 jam perjalanan sungai, dan 2 jam perjalanan laut. Pulau memiliki pasir kuarsa yang putih dan indah dan tidak berpenghuni.
Mawardi mengatakan, pihaknya telah menganggarkan dana sebesar Rp 13,5 miliar untuk membenahi Pulau Maspari. Pembenahan dimulai dengan membersihkan semak-semak dan menggantinya dengan tanaman yang cocok ditanam di pesisir pantai, terutama pohon kelapa dan pohon pencegah abrasi lainnya. ”Menurut rencana, kami akan menggunakan sistem padat karya dengan melibatkan warga sekitar,” ucap Mawardi.
Adapun untuk pembangunan jangka panjang, akan dibangun jalan setapak selebar 1,5 meter di Pulau Maspari untuk mempermudah wisatawan menikmati keindahan pulau. Selain itu akan dibangun wisma bagi wisatawan yang ingin menginap.
Nantinya, lanjut Mawardi, akan ada badan pengelola yang khusus mengelola obyek pariwisata Pulau Maspari agar dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat. ”Pulau Maspari akan menjadi salah satu obyek wisata yang ditawarkan kepada masyarakat,” ujar Mawardi.
Pulau dikeloka Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Selatan. Sebelum dijadikan tempat pariwisata, akan terlebih dahulu dibangun 10 tambak untuk membudidayakan komoditas laut, seperti ikan kakap dan udang, dan komoditas lainnya.
Kepala Dinas Perikanan Sumatera Selatan Widada Sukrisna mengatakan, pada tahap awal, prioritas utama adalah pembersihan lahan dan pembuatan 10 tambak. ”Kami menargetkan hingga Desember 2018, lahan sudah bersih sehingga pembangunan bisa dilakukan,” katanya.
Dari 25 hektar seluruh kawasan pulau, lahan yang dikelola seluas 8 hektar, sisanya berupa hutan.
Camat Tulung Selapan Djamil Djauhari menerangkan, selama ini keberadaan Pulau Maspari memang belum diperhatikan. Pulau hanya dijadikan tempat perlindungan bagi nelayan yang sedang melaut jika sewaktu-waktu terjadi cuaca buruk.
Pihaknya akan menempatkan 10 kepala keluarga untuk tinggal di pulau itu dan mengelola tambak yang akan dibangun. ”Selain untuk mengelola tambak, mereka juga akan memelihara Pulau Maspari,” katanya.
Djamil mengatakan, ada beberapa hal yang membuat Pulau Maspari belum dilirik, yakni belum adanya fasilitas dan juga jarak tempuh yang cukup jauh. Untuk tiba di Pulau Maspari, pengunjung harus melewati jalan darat sejauh 120 kilometer dari Palembang, sampai ke Dermaga Tulung Selapan di Ogan Komering Ilir, selanjutnya menumpang kapal cepat selama 3 jam mengarungi sungai dan laut.
Namun, tahun 2019, ujar Djamil, pihaknya sudah menganggarkan dana untuk pembangunan jalan raya sepanjang 6 kilometer yang ditargetkan selesai pada 2019.