Destinasi digital yang diprediksi akan menjadi masa depan pariwisata di Indonesia terus menggeliat, termasuk di Sumatera Barat.
Minggu (18/11/2018), Generasi Pesona Indonesia (Genpi) Sumatera Barat meluncurkan Pasar Padang sebagai destinasi digital kelima di Sumbar. Koordinator Genpi Sumbar Noval Wiska mengatakan, Pasar Padang dan destinasi digital lain di Sumbar merupakan program Genpi di bawah Kementerian Pariwisata.
”Destinasi digital dihadirkan untuk mendukung pariwisata dengan target kaum milenial. Mereka bisa melakukan berbagai aktivitas mulai dari menikmati spot-spot, berfoto di sana, kemudian mengunggahnya di media sosial. Jadi, tujuannya promosi pariwisata dilakukan oleh anak muda melalui media sosial masing-masing,” tutur Noval.
Sebelumnya, Genpi Sumbar telah meluncurkan empat destinasi digital, yakni Pasar Sago di Kota Payakumbuh, Pasar Van Der Capellen di Tanah Datar, Pasar Kubu Gadang di Padang Panjang, dan Pasar Silo di Kota Sawahlunto. Pasar Padang yang diluncurkan Minggu juga menerapkan konsep yang sama.
Pasar Padang yang berada di halaman Museum Adityawarman cukup menarik perhatian warga, baik anak muda maupun orang tua. Mereka datang berkelompok atau bersama keluarga. Begitu sampai di pasar, mereka langsung berfoto di spot-spot yang disediakan, mulai dari pintu gerbang hingga bingkai-bingkai bergambar. Setelah itu, mereka berburu kuliner yang dibeli dengan koin khusus yang ditukar dengan uang tunai.
Destinasi digital dihadirkan untuk mendukung pariwisata dengan target kaum milenial.
Ummi Sasastri (21), salah satu pengunjung, mengatakan sangat menikmati keberadaan Pasar Padang.
”Selain tersedia spot buat berfoto, di Pasar Padang ini saya berkesempatan menikmati makanan tradisional yang selama ini susah ditemukan di Padang, seperti kerupuk mi dan lapek. Tadi juga ada atraksi yang menarik, seperti parada baju kuruang basiba serta tarian-tarian,” ujar Ummi.
Menurut dia, dibanding Pasar Van Der Capellen di Tanah Datar, spot foto di Pasar Padang masih kurang. Dia berharap, ke depan, Pasar Padang terus ditambah. ”Tapi dimaklumi karena baru dibuka. Paling tidak, sudah ada upaya untuk menghadirkan destinasi digital di Padang. Ke depan, saya yakin akan makin bagus,” ucap Ummi.
Noval menjelaskan, destinasi digital di setiap lokasi dibuat sesuai dengan potensi daerah masing-masing, baik konsep, atraksi, maupun kuliner. Oleh karena itu, semua yang dilibatkan adalah masyarakat di daerah tersebut.
Kegiatan ini digelar serentak setiap hari Minggu di seluruh Indonesia dengan mengedepankan nilai kreatif, yakni harus menarik untuk diunggah ke Instagram (instagramable) dan media sosial lain sehingga ada spot-spot untuk berfoto. ”Selain itu, terdapat juga kuliner tradisional Minangkabau serta atraksi-atraksi,” lanjut Noval.
”Di Pasar Van Der Capellen, kami membangun destinasi digital di Benteng Van Der Capellen. Konsepnya menyesuaikan dengan tempatnya, misalnya pakaian Belanda atau pakaian tempo dulu. Adapun untuk kuliner, Genpi di kabupaten kota melakukan kurasi dengan mencari pedagang dengan spesifikasi khusus. Mereka kemudian menguji rasa dan jika sudah oke dan sesuai standar, baru diajak bergabung,” tuturnya.
Menurut Noval, destinasi digital yang sudah ada akan terus mereka kembangkan, apalagi tingkat kunjungan tinggi.
Di Pasar Van Der Capellen dan Pasar Kubu Gadang, misalnya, setiap hari Minggu dikunjungi sekitar 3.000 orang dengan nilai transaksi sekitar Rp 30 juta. ”Tentu itu sangat menguntungkan pedagang dan masyarakat,” kata Noval.
Selain mengembangkan destinasi digital yang sudah ada, destinasi serupa di daerah lain juga akan dibangun.
”Tahun ini kami fokus pada lima destinasi digital yang sudah ada. Tetapi, tahun depan, kemungkinan ada yang baru karena kami sudah menjajal beberapa daerah, seperti Kabupaten Pesisir Selatan dan Solok,” ujar Noval.