Presiden Ajak Pemuda Muhammadiyah Jaga Persatuan dan Keberagaman Indonesia
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS-Presiden Joko Widodo mengajak generasi muda yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Muhammadiyah menjaga persatuan dan keberagaman. Alasannya, persatuan dan keberagaman merupakan aset berharga milik Indonesia sebagai sebuah bangsa yang besar.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo pada acara peresmian Pembukaan Muktamar XXI Ikatan Pemuda Muhammadiyah yang berlangsung di kampus Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (19/11/2018). Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Gubernur Jatim Soekarwo , Mendiknas Muhadjir Efendi, Menristekdikti Muhammad Nasir, Menpora Imam Nahrowi, serta Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir.
“Diusianya yang ke 57, kiprah Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) luar biasa dan telah melahirkan banyak tokoh yang berkontribusi besar terhadap kemajuan masyarakat,” ujar Joko Widodo.
Para tokoh itu antaralain Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir, mantan Ketua Komisi Yudisial dan mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Busyro Muqodas, serta mantan Duta Besar Indonesia di Beirut Hajrianto Tohari. Selain itu banyak anggota IPM yang berkiprah di dunia politik seperti Anis Matta dan Budiman Sujatmiko.
Presiden berharap generasi IPM masa kini dapat meneruskan kiprah para tokoh tersebut dengan tantangan yang berbeda sebab generasi sekarang tumbuh di era digital. Sebuah era yang mengedepankan sistem komunikasi baru berbasis digital seperti media sosial yakni twitter, facebook, dan instagram.
Pada satu sisi, dunia digital memberikan kemudahan dalam meraih kemajuan. Namun disisi lainnya, dunia digital memiliki dampak negatif yang bisa menyebabkan hilangnya karakter ke-Indonesia-an dan karakter keislaman. Contohnya ujaran kebencian, berita bohong, ajakan yang menyesatkan.
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Indonesia juga negara dengan keberagaman yang luar biasa. Sebagai gambaran, jumlah penduduk yang saat ini mencapai 260 juta jiwa, berasal dari 714 suku. Bangsa ini juga memiliki 1.100 bahasa daerah, dan warganya memeluk agama yang berbeda-beda.
Keberagaman yang kaya ini bisa menjadi potensi atau kekuatan dalam pembangunan sekaligus menjadi sumber masalah karena menyebabkan perpecahan. Oleh karena itu, penting agar semua pihak ikut memelihara serta merawat persaudaraan dan membangun kerukunan.
“Jangan sampai karena masalah kecil seperti berbeda pilihan politik, silaturahmi menjadi tidak baik. Semua warga adalah saudara sebangsa setanah air. Indonesia bangsa besar dan aset terbesar itu adalah persatuan serta kerukunan,” kata Presiden Joko Widodo.
Generasi kompetitif
Selain menjaga persatuan dan keberagaman, Presiden juga menginginkan generasi muda menyiapkan diri menghadapi tantangan perubahan ekonomi global yang dinamis dan cepat agar mereka mampu memenangi pertarungan antarnegara yang semakin ketat. Jokowi optimis, generasi muda Indonesia memiliki potensi yang luar biasa.
Dia menggambarkan, di bidang ekonomi berbasis digital, Indonesia mampu melahirkan empat dari tujuh unicorn besar di ASEAN. Empat unicorn itu dimiliki oleh anak-anak muda Indonesia seperti gojek dan bukalapak. “Pemuda Indonesia harus optimis, jangan merasa inferior dan berkecil hati,” ucap Jokowi.