Delapan Desa Diterjang Puting Beliung, Satu Tewas dan 447 Rumah Rusak
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Bencana puting beliung yang menerjang delapan desa di dua kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Senin (19/11/2018) petang, menyebabkan seorang warga meninggal dan satu warga lainnya luka parah. Selain itu, sedikitnya 447 rumah rusak parah sehingga tidak bisa ditinggali.
Korban meninggal bernama Erwin Nata Setiadi (26), warga Desa Wonokupang, Kecamatan Balongbendo. Sementara korban luka bernama Supriyadi dirawat di Rumah Sakit Anwar Medika. Keduanya merupakan rekan kerja di sebuah perusahaan di Sidoarjo.
”Saat terjadi angin puting beliung, korban tengah berteduh dan tertimpa tembok perusahaan yang roboh,” ujar Kepala Polresta Sidoarjo Ajun Komisaris Besar Zain Dwi Nugroho, Selasa (20/11/2018).
Kepala Bagian Operasional Polresta Sidoarjo Komisaris Edi Santoso menambahkan, hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, termasuk saksi dari bagian sumber daya manusia di perusahaan itu, menunjukkan peristiwa robohnya tembok disebabkan puting beliung. Tidak ada unsur pidana dalam kejadian tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo Dwijo Prawito mengatakan, bencana puting beliung terjadi Senin sore di Kecamatan Tulangan dan Kecamatan Balongbendo. Total ada delapan desa yang terdampak, yakni tujuh desa di Kecamatan Tulangan dan satu desa di Kecamatan Balongbendo.
Akibat puting beliung tersebut, sebanyak 447 rumah warga mengalami rusak parah. Namun, jumlah itu merupakan hasil pendataan sementara. Petugas BPBD dan perangkat desa masih bergerak menyusuri desa-desa yang terdampak dan mendata jumlah korban berdasarkan kondisi kerusakan.
Sebanyak 447 rumah yang rusak itu rinciannya 372 rumah di Desa Kajeksan, 22 rumah di Desa Kepunten, 26 rumah di Desa Kemantren, 11 rumah di Desa Grinting, 8 rumah di Desa Grabagan, 7 rumah di Desa Singopadu, dan 1 rumah di Desa Kepadangan. Semuanya berada di wilayah Kecamatan Tulangan.
Di Kecamatan Balongbendo, puting beliung hanya melanda Desa Wonokupang. Jumlah kerusakan di desa ini belum terlaporkan. Data sementara yang diterima baru robohnya tembok perusahaan yang menyebabkan seorang pekerja meninggal dan seorang pekerja lainnya mengalami patah tulang.
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, kondisi kerusakan rumah warga cukup parah. Atap rumah warga hancur, genteng berserakan, dan kayu penyangga atap rusak parah. Untuk penanganan darurat, BPBD membagikan puluhan terpal kepada warga. Satu rumah satu terpal sebagai pengganti atap yang rusak.
Zainul (46), warga Desa Kajeksan, korban puting beliung, mengatakan, angin kencang terjadi sore hari bersamaan dengan turunnya hujan. Menurut dia, angin datang setelah hujan agak reda. Warga terkejut karena kejadian berlangsung cepat dan kerusakan yang ditimbulkan sangat parah.
”Genteng-genteng rumah hilang semua. Warga panik, banyak yang luka karena terkena serpihan material rumah,” ujar Zainul.
Beberapa jam setelah kejadian, aparat kepolisian dan petugas BPBD mengevakuasi warga terutama yang berusia lanjut dan anak-anak. Sedikitnya 75 anggota Polres Sidoarjo dikerahkan untuk mengangkut puing-puing reruntuhan dan membantu memperbaiki atap, seperti memasang terpal, agar mereka tetap bisa tinggal di dalam rumah.