SURABAYA, KOMPAS - Memasuki bulan November, beberapa wilayah di Jawa Timur memasuki musim hujan dan mengalami cuaca ekstrem. Masyarakat diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana, khususnya yang tinggal di sekitar daerah rawan bencana.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, kata Gubernur Jatim Soekarwo, Selasa (20/11/2018), dalam dua hari terakhir tujuh daerah, yakni Malang, Sidoarjo, Situbondo, Madiun, Probolinggo, Mojokerto dan Kediri, diguyur hujan dan angin kencang sehingga ratusan rumah rusak berat.
Menurut Soekarwo, cuaca dapat berubah sewaktu-waktu. Seluruh jajaran pemerintah diminta melaporkan semua kejadian yang berkaitan dengan bencana.
”Kepala desa dan lurah segera melakukan deteksi dini potensi bencana di daerahnya,” ujarnya.
Salah satu langkah wajib adalah menyiapkan kebutuhan dasar bagi masyarakat. Tujuannya adalah jika sewaktu-waktu terjadi bencana bisa langsung digunakan sehingga meminimalkan jumlah kerusakan dan korban jiwa.
Bencana yang sudah melanda Jatim adalah angin kencang dan puting beliung. Beberapa kabupaten/kota sudah melakukan pemulihan terhadap lokasi terdampak dan korbannya.
Sejak awal November, ada beberapa kejadian angin kencang dan puting beliung, antara lain di Sidoarjo yang mengakibatkan 457 rumah rusak di 8 desa, Mojokerto 170 rumah rusak di 2 desa, disusul Madiun, Magetan, dan Nganjuk.
Di Kediri, 1 menara Infokom roboh, 1 mobil rusak berat dan 1 orang meninggal.
Di Probolinggo, angin kencang mengakibatkan 148 rumah rusak, di Situbondo 269 rumah rusak, dan di Kota Malang satu gedung di Universitas Brawijaya rusak.
Angin puting beliung di Sidoarjo, Senin (19/11), berdasarkan interpretasi citra radar cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, kecepatannya mencapai 50 kilometer per jam. Kecepatan angin itu tergolong tinggi dan berpotensi menimbulkan kerusakan parah.
Prakirawan BMKG Juanda, Oki Sukma Hakim, mengimbau masyarakat di wilayah Sidoarjo tetap waspada karena potensi bencana akibat angin dengan kecepatan tinggi masih ada. Berdasarkan prakiraan BMKG Juanda, di wilayah Sidoarjo berpotensi hujan deras tidak merata hingga Rabu (21/11).
Selain itu, ada potensi angin kencang dengan kecepatan 40 km per jam. ”Potensi bencana yang harus diwaspadai adalah puting beliung dan banjir,” ujar Oki. (ETA/NIK)