MATARAM, KOMPAS - Setelah kerja sama bidang pendidikan dengan tiga universitas di Polandia, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan hal serupa dengan Pemerintah Malaysia.
Malaysia pun berjanji menyediakan jatah bagi 1.000 lulusan S-1 dan mahasiswa program diploma asal NTB baik untuk melanjutkan kuliah maupun mengikuti kursus singkat di berbagai perguruan tinggi di Malaysia.
”Ini tawaran luar biasa, saya pikir lebih cepat direalisasikan lebih baik,” ujar Mior Harris Bin Mior Harun, Menteri Penasihat Pendidikan Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia, saat berdialog dengan Gubernur NTB Zulkieflimansyah di Pendopo Gubernur NTB, Mataram, Senin (19/11/2018) malam.
Menurut Harris, sebelum bertemu Gubernur NTB, pihaknya berdiskusi dengan guru Bimbingan dan Konseling sejumlah SMA, lembaga pelatihan kepariwisataan, pengusaha hotel dan restoran, serta agen perjalanan di Mataram.
Kedatangan Harris ke NTB, antara lain, untuk membantu provinsi ini dalam bidang pendidikan kepariwisataan mengingat Lombok sebagai destinasi wisata halal. Selain itu, dia juga menyampaikan 20 universitas negeri di Malaysia menyediakan jatah bagi pelajar/mahasiswa internasional.
Keinginan Pemerintah Malaysia itu sejalan dengan program Gubernur NTB untuk mengirim 1.000 mahasiswa belajar ke luar negeri dan menyediakan beasiswa dari Pemprov NTB tahun 2018.
Harris mengatakan, pihaknya menyanggupi dan akan membahas hal tersebut secara mendalam dengan Kementerian Pendidikan Malaysia. Dia pun menyebut, kemungkinan untuk menyukseskan proyek ini amat tinggi.
Malaysia menyediakan kuota 5 persen dari total populasi mahasiswa bagi mahasiswa internasional (antarbangsa) untuk berkuliah di Malaysia. Saat ini ada 170.000 mahasiswa dari 152 negara yang kuliah di Malaysia.
Nota kesepahaman
Zulkieflimansyah menekankan, pembicaraan awal ini diikuti penandatanganan nota kesepahaman (MOU) sebelum tutup tahun 2018. ”Kalau MOU (dilakukan) Januari 2019, kelamaan,” ujarnya.
Gubernur NTB menyanggupi, dengan biaya kuliah yang terjangkau, akan mengirim 500 orang untuk melanjutkan kuliah S-2 di 20 perguruan tinggi negeri ternama di Malaysia. Mereka akan mengikuti program studi sains dan teknologi, akuntansi, islamic financial banking, dan pariwisata.
Adapun 500 orang lainnya adalah mahasiswa program diploma (D-1 dan D-2) bidang pariwisata. Mereka akan mengikuti kursus singkat gratis selama tiga bulan di universitas yang memiliki program studi pariwisata dan kewirausahaan, seperti Universiti Teknologi Mara (UiTM), Universiti Malaysia Kelantan (UMK), Universiti Islam Antarbangsa (UIA), dan Universiti Utara Malaysia (UUM). Penerima beasiswa disediakan biaya transportasi, biaya hidup, dan tempat tinggal di Malaysia.
Zulkieflimansyah mengatakan, belajar ke luar negeri akan membuka cakrawala berpikir yang lebih luas sekaligus menjadikan manusia berkualitas sebagai pemimpin bangsa di masa depan.
”Tidak ada keharusan untuk kembali ke daerah jika sudah selesai kuliah karena tujuan kami adalah mencetak sumber daya manusia NTB yang bisa berkontribusi kepada negara, bahkan bisa membangun karier di luar negeri,” tuturnya. (RUL)