AMBON, KOMPAS Sebanyak 431 peserta jelajah sepeda Tour de Ambon Manise, yang diselenggarakan Kepolisian Daerah Maluku, menyusuri perjalanan sejauh 236 kilometer di Pulau Ambon dan Pulau Seram, Maluku.
Mereka terkesan dengan pesona alam, kuliner ikan, dan keramahan penduduk. Banyak dari mereka berjanji akan kembali menjelajahi wilayah Maluku yang lainnya.
Setelah mengakhiri jelajah pada Senin (19/11/2018) malam, para peserta berangsur meninggalkan Ambon untuk kembali ke kota masing-masing pada Selasa (20/11). Tour de Ambon Manise berlangsung selama tiga hari, dimulai Sabtu pekan lalu.
”Maluku sangat kaya dan unik dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Banyak dari kami yang baru mengenal Maluku lewat Tour de Ambon Manise.
Sekarang, banyak yang penasaran dengan wilayah Maluku yang lain. Kalau ada jelajah sepeda seperti ini di Maluku tahun depan, saya akan ikut,” kata Alexy Yasherry Pasaribu, peserta asal Jakarta yang datang bersama istrinya.
Salah satu tempat wisata yang berkesan bagi Alexy adalah Pantai Ora di utara Pulau Seram. Pantai itu kini menjadi salah satu ikon wisata Maluku. Banyak wisatawan mancanegara menjadikan tempat itu sebagai tujuan wisata. Kekhasan Pantai Ora adalah laut biru bening dan tebing batu yang menjulang.
Pantai Ora menjadi titik pemberhentian akhir etape kedua. Medan menuju rute itu menanjak tajam sehingga menguras energi peserta. Di ujung perjuangan panjang itu, mereka ”dihadiahi” Pantai Ora. ”Pantai Ora keren banget. Mungkin masukan saja agar kebersihan selalu dijaga,” ujarnya.
Alexy juga terkesan dengan keramahan penduduk yang memberikan semangat kepada peserta saat melintas di kampung-kampung. Ini berbeda dengan cerita yang didengar tentang Maluku di masa lalu.
Hingga saat ini, masih banyak orang di luar Maluku yang menganggap Maluku sebagai daerah rawan konflik. ”Saya merasa aman dan masyarakatnya ramah,” ucapnya.
Thie Hongpeng, peserta asal Surabaya, juga memiliki kesan yang sama selama mengikuti Tour de Ambon Manise. Namun, Thie menyarankan agar akses transportasi menuju tempat wisata seperti Pantai Ora lebih ditingkatkan. Ia berharap ada penerbangan ke Pulau Seram.
Saat ini, ada dua bandara yang dekat dengan Pantai Ora, yakni Amahai dan Wahai. Namun, operasional bandara yang pernah dilayani maskapai Susi Air itu kini tidak jelas.
Kepala Polda Maluku Inspektur Jenderal Royke Lumowa berharap, cerita perjalanan para pesepeda dibagikan melalui akun media sosial masing-masing. Dengan begitu, semakin banyak orang yang mengenal Maluku. (FRN)