TEMANGGUNG, KOMPAS- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, masih menyiapkan 600 tangki air untuk memenuhi kebutuhan di daerah-daerah yang saat ini masih mengalami krisis air bersih. Persediaan air ini disiapkan dengan menggunakan anggaran APBD Perubahan Rp 150 juta.
Pelaksana tugas Kepala BPBD Kabupaten Temanggung Gito Walngadi, mengatakan, stok air tersebut disiapkan untuk memenuhi kebutuhan sampai waktu yang belum ditentukan.
“Kondisi cuaca tidak bisa diprediksi sehingga tidak bisa ditentukan dropping air akan berlangsung sampai kapan. Kami hanya bisa terus berupaya menyalurkan bantuan air, menyesuaikan dengan permintaan dan kondisi mata air di desa saja,” ujarnya, Rabu (21/11/2018).
Krisis air dan penyaluran bantuan air bersih di Kabupaten Temanggung, telah berlangsung sejak Juli lalu. Terakhir pada awal November, Gito mengatakan, dropping air untuk mengatasi krisis air bersih, masih dilakukan ke lebih dari 20 desa di 12 kecamatan, dengan volume bantuan air yang diberikan berkisar 12-16 tangki per hari. Satu tangki berkapasitas 5.000 liter air bersih.
Namun, karena mulai sering turun hujan deras, pada 10 November lalu, kegiatan dropping air bersih dihentikan. Tak berapa lama, tiba-tiba sejumlah desa kembali meminta bantuan kiriman air bersih. Menyikapi kondisi tersebut, Kabupaten Temanggung kembali memulai kegiatan penyaluran air bersih. Ada enam desa di lima kecamatan, yaitu Kecamatan Selopamang, Bulu, Kandangan, Kaloran, dan Tlogomulyo, yang meminta kiriman air. Volume bantuan air yang disalurkan antara empat hingga enam tangki per hari. Total volume bantuan air bersih yang telah disalurkan sejak Juli hingga sekarang, telah mencapai lebih dari 1.000 tangki.
Gito mengatakan, berdasarkan hasil pantauan dari lapangan dan laporan dari desa, hujan saat ini hanya turun sesekali dam belum membuat sumber-sumber air di desa mengalirkan air.
“Mengacu pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya, kondisi sumber air baru akan kembali normal jika hujan deras turun setidaknya selama dua hingga tiga minggu,” ujarnya.
Sementara ini, dalam dua minggu terakhir, di Kabupaten Temanggung, hujan masih belum merata dan turun dalam frekuensi tidak menentu. Sempat turun hujan beberapa kali minggu lalu, minggu ini, lebih dari tiga hari tidak turun hujan. Di enam desa yang mengajukan permohonan bantuan air, bahkan ada yang mengeluh belum merasakan turun hujan.
Kepala Bidang Penangangan Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Supranowo, mengatakan, November ini, masih ada tiga desa yang mengeluhkan krisis air bersih dan mengajukan permintaan bantuan air. Tiga desa tersebut adalah Desa Candirejo dan Kebosanri di Kecamatan Borobudur, serta Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran.
Saat ini, Pranowo tidak berencana menambah anggaran untuk pengadaan stok air bersih karena saat ini masih tersedia sisa 30-50 tangki air.
“Kami optimistis stok air yang ada masih mencukupi kebutuhan karena sebentar lagi mungkin intensitas hujan meningkat,” ujarnya. Untuk mengatasi krisis air bersih sejak Juli hingga sekarang, Pemerintah Kabupaten Magelang menyiapkan 500 tangki air bersih.
Imam Tauhid, salah seorang perangkat Desa Candirejo, mengatakan, saat ini masih ada dua dusun di Desa Candirejo yang masih membutuhkan bantuan air bersih.
“Hingga saat ini, banyak sumber air di dua dusun tersebut belum mengalirkan air, sehingga masyarakat di sana mutlak membutuhkan bantuan air bersih,” ujarnya.