KLATEN, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Klaten mewaspadai ancaman bencana puting beliung yang berpotensi terjadi selama musim hujan. Selama ini, bencana itu paling kerap melanda wilayah Klaten, Jawa Tengah.
”Di Klaten selalu rutin terjadi bencana alam, yang paling banyak puting beliung. Pada 2017 ada 77 kejadian puting beliung dan tahun 2018 ada 85 kejadian,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten Bambang Giyanto, di Klaten, Rabu (21/11/2018).
Bambang mengatakan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim hujan diperkirakan terjadi mulai dasarian kedua November 2018 hingga April 2019. Adapun puncak musim hujan diperkirakan pada Januari 2019.
Menurut Bambang, selain puting beliung, potensi bencana banjir di wilayah sepanjang Sungai Dengkeng juga harus diwaspadai. Sungai Dengkeng merupakan sungai besar yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Wilayah rawan banjir di sepanjang aliran Sungai Dengkeng antara lain Kecamatan Bayat, Cawas, Karangdowo, Juwiring, dan Gantiwarno.
Untuk mengantisipasi banjir, BPBD Klaten menyiapkan posko penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Cawas, Kantor BPBD Klaten, serta posko antisipasi banjir lahar hujan Gunung Merapi di Kecamatan Kemalang. ”Bronjong dan karung untuk tanggul darurat serta logistik sudah kami siapkan,” katanya.
Sementara itu, BPBD Wonogiri mengelar simulasi bencana tanah longsor untuk membangun pengurangan risiko bencana. Kepala BPBD Wonogiri Bambang Haryanto mengatakan, simulasi bencana tanah longsor telah digelar di Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri, Senin (19/11). Simulasi bencana itu antara lain melibatkan warga desa, PMI, BPBD Wonogiri, dan relawan Forum Pengurangan Risiko Bencana. Di Wonogiri tercatat 24 kecamatan merupakan daerah rawan longsor.