TNI Serahkan 10 Hunian Tetap untuk Warga Lombok Utara
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Panglima Komando Satuan Tugas Gabungan Terpadu Pemulihan Gempa Lombok Mayor Jenderal Madsuni menyerahkan 10 unit hunian tetap dengan model Rumah Instan Sederhana Sehat kepada masyarakat Dusun Temuan Sari, Desa Akar-Akar, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Rumah Instan Sederhana Sehat alias Risha yang diserahkan itu mengakhiri tugas prajurit TNI sejak masa tanggap darurat hingga masa rehabilitasi dan rekonstruksi rumah warga korban gempa.
Menurut Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Lombok Utara Dedi Mudjadid, Rabu (21/11/2018), di Desa Tanjung, pusat pemerintahan Lombok Utara, Madsuni menyerahkan rumah itu pada Senin (19/11/2018) kepada 10 kepala keluarga anggota Kelompok Masyarakat Semeret 1, Dusun Temuan Sari.
Madsuni mengatakan, selama tiga bulan TNI berperan serta membantu masyarakat terdampak gempa Lombok-Sumbawa, di antaranya melalui pengobatan massal, distribusi logistik ke desa terpencil, dan pembersihan puing-puing bangunan rumah yang roboh akibat gempa. Sebanyak 10 Risha di dusun itu dikerjakan 10 prajurit TNI dan tuntas selama 10 hari.
Risha itu, kata Madsuni, menjadi percontohan bagi warga. Dan, warga diharapkan lebih banyak membangun hunian tetap dan TNI siap membantu pembangunannya. Peran serta TNI dalam proyek rehabilitasi dan rekonstruksi hunian tetap di Lombok Utara dilanjutkan komandan sektor.
Sebelumnya Madsuni mengatakan, 2.670 personel TNI yang selama ini membantu tahap tanggap darurat dan rekonstruksi/rehabilitasi pascagempa ditarik kembali ke kesatuan masing-masing selama 7-20 November 2018.
Penarikan 2.670 pasukan adalah bagian dari 3.137 orang dari tiga matra AD, AL, dan AU itu seiring berakhirnya masa tugas Komando Satuan Tugas Gabungan Terpadu di NTB. Posko Komando Satuan Tugas Gabungan Terpadu di Bandara Selaparang, Rembiga, Mataram, dibubarkan.
Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Lombok Utara Suardi, dalam acara penyerahan hunian tetap di dusun itu, mengatakan, Lombok Utara merupakan daerah yang paling banyak terdapat rumah rusak berat. Kerusakan fisik itu mengundang kepedulian rakyat di Indonesia, termasuk kehadiran prajurit TNI yang sangat membantu warga yang terdampak gempa.
Banyaknya bantuan dari berbagai kalangan tidak membuat masyarakat Lombok Utara bersedih. Warga bisa menatap kehidupan mendatang lebih baik. ”Hari ini, tugas Kogasgabpad berakhir. Kami mengucapkan terima kasih atas peran serta penuh prajurit TNI. Kami berharap ke depannya kerja sama Pemkab Lombok Utara dan TNI tetap berjalan,” ujar Suardi.
Kepala Desa Akar-Akar Akarman mengatakan, 10 hunian tetap Risha itu sudah bisa ditempati warga. Di desa terbentuk 30 kelompok masyarakat (pokmas), yang 17 pokmas di antaranya dalam proses transfer dana dari rekening individu warga ke pokmas sebesar Rp 50 juta untuk rumah rusak berat.
Pokmas meneruskan usulan kebutuhan bahan bangunan kepada aplikator atau penyedia jasa bahan bangunan.
Camat Bayan Musrifin mengatakan, sekitar 5.000 rumah rusak berat di kecamatan itu. Sejumlah 4.000 keluarga di antaranya memilih bangunan tempat tinggalnya dengan model Risha, sisanya menginginkan rumah instan konvensional.
Saat ini, warga yang membentuk pokmas tengah melakukan proses pencairan dana dari rekening individu anggota ke rekening pokmas. ”Kami berharap pencairan dan transfer cepat selesai agar rumah segera dibangun kembali,” ujar Musrifin.
”Saat ini, di Lombok Utara sudah terbentuk 192 pokmas, kemudian ada 28 unit hunian sementara yang sudah terbangun, 10 unit Risha, 20 unit Rika (Rumah Instan Kayu),” kata Dedi Mudjadid.