Macan Tutul Terkam Belasan Kambing di Lereng Gunung Lawu
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Sebanyak 11 kambing ternak warga mati diterkam macan di lereng Gunung Lawu di Desa Wonorejo, Kecamatan Jatiyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (22/11/2018). Sehari sebelumnya, Rabu (21/11), tujuh kambing mati dengan cara serupa.
Kepala Polsek Jatiyoso Inspektur Satu Subarkah mengatakan, pada Rabu malam tujuh kambing yang ada di dalam kandang mati diterkam macan di Dusun Blanten dan Dusun Gondang, Desa Wonorejo. Kejadian tersebut berulang pada Kamis sekitar pukul 05.00, sebanyak 11 kambing di dalam kandang warga mati diterkam harimau di Dusun Gondang. Kambing-kambing itu milik Samino (50) warga Blanten, Minem (55) warga Gondang, dan Suwito (45) warga Gondang.
”Saksi mata melihat seekor harimau di dalam kandang kambing kemudian memanggil saksi lain untuk membawa alat seadanya guna mengusir harimau itu. Saat itu yang terlihat hanya satu harimau,” ujar Subarkah di Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis.
Subarkah mengatakan, ada bekas terkaman atau gigitan pada bagian leher kambing-kambing yang mati. Dari 18 kambing yang mati, tidak ada satu pun yang dibawa lari. Namun, dua kambing telah dimangsa di bagian kepalanya. Harimau diduga masuk ke dalam kandang melalui celah-celah yang ada.
”Kami telah memberikan imbauan kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan lingkungan, terutama pada malam hari, agar membentuk tim untuk mewaspadai harimau itu karena saat ini masih bebas berkeliaran,” tuturnya.
Serangan harimau terhadap ternak warga sebelumnya juga terjadi di Desa Sepanjang, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Selasa-Rabu (30-31/10). Delapan kambing milik warga mati dan satu di antaranya dibawa lari.
Secara terpisah, Kepala Seksi Konservasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Surakarta Titi Sudaryanti menduga harimau yang menerkam kambing warga di Karanganyar merupakan macan tutul. Pasalnya, kawasan hutan Gunung Lawu merupakan habitat alami macan tutul. ”Di sana (kawasan Gunung Lawu) masih ada macan tutul,” ujarnya.
Titi mengaku belum mengetahui pasti populasi macan tutul di kawasan Gunung Lawu saat ini. Pada 2013, warga pernah menangkap seekor macan tutul di kawasan Tawangmangu kemudian diserahkan kepada BKSDA. Hal itu membuktikan macan tutul masih hidup liar di kawasan hutan Gunung Lawu.
Menurut Titi, macan tutul diduga masuk ke permukiman dan memangsa ternak warga karena dampak kebakaran hutan Gunung Lawu beberapa waktu lalu. Selain itu, juga pengaruh musim kemarau yang mengakibatkan kawasan atas kering sehingga macan tutul turun untuk mencari mangsa. Pihaknya mengimbau masyarakat tidak memburu dan membunuh macan tutul itu karena merupakan satwa yang dilindungi. ”Kami harapkan masyarakat waspada. Kalau ditemukan jejak atau petunjuk lain, laporkan ke kami,” katanya.