SOLO, KOMPAS - Layanan pinjam-meminjam uang berbasis teknologi finansial atau tekfin menjadi alternatif bagi usaha mikro, kecil, dan menengah untuk mengakses pendanaan. Namun, bunga tekfin yang cenderung tinggi menjadi salah satu kendala.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang UMKM dan Koperasi Muhammad Lutfi mengatakan, hingga kini UMKM masih menghadapi tantangan untuk mendapatkan pendanaan bagi pengembangan usaha mereka. “Zaman dulu itu mereka (UMKM) harus pergi ke bank, sekarang ini mereka mempunyai opsi-opsi lain, tentunya salah-satunya adalah dengan tekfin. Seperti diketahui, tekfin ini kadang-kadang mempunyai akses dengan bunga yang sangat tinggi,” katanya usai Rapat Kerja Wilayah Tengah Kadin Bidang UMKM dan Koperasi di Solo, Jawa Tengah, Minggu (25/11/2018).
Lutfi mengatakan, umumnya UMKM mengharapkan bunga pinjaman yang serendah-rendahnya. Akan tetapi juga ada pendapat di kalangan pelaku UMKM, lebih baik bunga pinjaman tinggi namun mudah diakses daripada bunga rendah namun tidak bisa diakses.
Menurut Lutfi, perlu ada terobosan-terobosan agar bunga tekfin menjadi lebih rendah. Karena itu, Kadin akan berupaya melakukan mediasi antara tekfin dengan UMKM agar bunga untuk UMKM dapat lebih murah.
Berdasarkan catatan Kompas, tekfin memberikan bunga dan tenor beragam, antara lain ada yang mematok bunga 0,7 -0,8 persen per hari. Ada juga yang mematok bunga 1 persen per hari.
Lutfi mengatakan, tekfin akan semakin menjadi tren dalam industri jasa keuangan di masa depan yang bisa dimanfaatkan UMKM. Apalagi, tekfin juga telah melayani pinjaman untuk berbagai bidang usaha mulai dari pertanian hingga ritel.