JAYAPURA, KOMPAS Konflik horizontal di Papua sejak Juli hingga November 2018 menewaskan 23 orang dan melukai 86 orang. Puluhan rumah, toko, dan kendaraan turut dibakar massa.
Konflik itu terjadi di lima kabupaten, yakni Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Yahukimo, dan Tolikara. Terakhir, terjadi konflik di Distrik Bokondini, Tolikara, yang menewaskan tiga orang pada 17 November 2018.
Berdasarkan data Polda Papua, konflik dipicu sejumlah faktor, seperti pergantian kepala suku, pro-kontra pemberhentian kepala daerah, reaksi atas penegakan hukum, dan perzinaan.
”Meningkatnya konflik sosial di Papua karena pertikaian semasa pilkada yang belum tuntas, kecemburuan sosial, dan soal ekonomi,” kata Pelaksana Tugas Kepala Sekretariat Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey, di Jayapura, Minggu (25/11/2018).
Pantauan Komnas HAM, solidaritas masyarakat hanya berdasarkan kesamaan suku, bukan solidaritas antarwarga negara. Ia berharap pemda, tokoh agama, dan tokoh masyarakat bisa menyiapkan solusi.
”Pencegahan konflik di Papua tak hanya tanggung jawab kepolisian, tetapi juga perlu kontribusi pemda dan para pihak yang mempunyai pengaruh di tengah masyarakat,” katanya.
Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengatakan, pihaknya bersama TNI, Polri, tokoh masyarakat, dan tokoh agama akan membentuk tim merespons masalah darurat. Tim berperan mengupayakan langkah pencegahan konflik sosial.
”Pemprov Papua selama ini pasif mengatasi konflik sosial. Dengan hadirnya tim ini, semua pihak akan berperan mengajak warga memelihara perdamaian sehingga aktivitas perekonomian, pendidikan, dan sektor lain berjalan lancar,” ujar Klemen.
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Papua Muhammad Musaad mengatakan, kepuasan warga terhadap kontribusi dana otonomi khusus pada sektor perekonomian belum tinggi.
Hal itu berdasarkan survei Bappeda Papua terhadap 10.000 rumah tangga warga asli Papua di 28 kabupaten dan 1 kota tahun 2017. ”Kepuasan warga untuk sektor ekonomi 38,96 persen. Tertinggi sektor kesehatan, yakni 66,91 persen,” ujarnya. (FLO)