Meski Keluarkan Asap Putih, Gunung Slamet Tetap Normal

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO

Gunung Slamet mengeluarkan asap putih tampak dari Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (27/11/2018) pagi. Status Gunung Slamet masih normal.

PURWOKERTO, KOMPAS – Gunung Slamet yang berada di Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Brebes, dan Tegal di Jawa Tengah mengeluarkan asap putih cukup lama, Selasa (27/11/2018) pagi. Pendaki diimbau tidak mendekati kawah. Meski demikian, status Gunung Slamet tetap normal.

“Asap itu terjadi karena ada pelepasan gas di sekitar puncak. Itu diduga dari hujan di sekitar kawah sana. Status aktivitas Gunung Slamet saat ini masih normal,” kata Pengamat Gunung Slamet Sukedi di Pos Pengamatan Gunung Slamet Desa Gambuhan, Pemalang saat dihubungi dari Purwokerto, Selasa.

Sukedi mengatakan, gempa yang terekam adalah gempa-gempa hembusan dan belum ada gempa vulkanik. “Gempa hembusan itu diduga akibat konsentrasi gas karena uap air di sekitar kawah,” tuturnya.

Sukedi menyampaikan, aktivitas vulkanik Gunung Merapi tidak berkait dengan Gunung Slamet. Namun, Sukedi menyampaikan, para pendaki perlu mewaspadai asap putih tersebut.

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO

Gunung Slamet tampak dari Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (27/11/2018) pagi.

“Ketika ada pendaki di sekitar puncak itu tetap termasuk bahaya. Artinya walau statusnya normal, boleh mendaki dari mana saja silakan, tapi tidak boleh melakukan aktivitas di sekitar kawah. Misalnya membuat tenda di situ tidak boleh,” papar Sukedi.

Pada Selasa pagi sekitar pukul 06.30, dari wilayah Sokaraja, Kabupaten Banyumas, asap putih tampak jelas keluar dari puncak Gunung Slamet. Asap masih terus keluar dengan intensitas bervariasi hingga sekitar pukul 07.00 dan kemudian puncak tertutup awan.

Secara terpisah Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet Jalur Bambangan Kabupaten Purbalingga Slamet Ardiansyah mengatakan, jumlah pendaki pada hari Minggu kemarin ada sekitar 50 orang dan saat ini masih ada sekitar 17 pendaki yang berada di Gunung Slamet.

Kepada para pendaki, pihaknya juga mengimbau agar tidak mendekati kawah gunung. “Para pendaki diimbau tidak mendekati kawah karena asapnya bisa mengganggu pernafasan. Jarak aman pendaki ada di puncak saja. Jarak puncak dengan kawah ada sekitar 1 kilometer,” ujar Slamet.