BANDUNG, KOMPAS – Menjelang akhir tahun, harga komoditas pangan di Kota Bandung, Jawa Barat relatif stabil. Hanya beberapa komoditas, seperti telur dan daging ayam, yang mengalami kenaikan harga, namun tidak signifikan.
Di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Rabu (28/11/2018), harga telur Rp 25.000 per kg. Sementara daging ayam dijual Rp 35.000 per kg. Harga kedua komoditas naik Rp 1.000 dibandingkan satu hari sebelumnya.
“Fluktuasi harga masih terkendali. Besok bisa saja harga daging ayam turun menjadi Rp 34.000 per kg atau Rp 33.000 per kg dan telur menjadi Rp 23.000 per kg. Kalaupun ada kenaikan harga, tidak signifikan,” ujar Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan Wisnu Wardhana setelah meninjau harga komoditas pangan di Pasar Kosambi.
Walaupun kenaikan harga relatif kecil, namun harga telur dan daging ayam di pasar itu sudah melewati harga acuan. Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 96 Tahun 2018 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, harga telur Rp 24.000 per kg dan harga daging ayam Rp 34.000 di tingkat penjualan ke konsumen.
Menurut Wisnu, kenaikan harga per hari tidak dapat disimpulkan untuk dibandingkan dengan harga acuan. Sebab, beberapa hari sebelumnya, harga kedua komoditas tersebut masih di bawah harga acuan.
“Jika dirata-ratakan dari beberapa hari sebelumnya, harganya masih di bawah harga acuan. Jadi, menurut kami harganya masih stabil,” ujarnya.
Sementara itu, sebagian besar harga komoditas pangan di Pasar Kosambi relatif stabil. Komoditas itu di antaranya minyak goreng kemasan sederhana dengan harga Rp 11.500 per liter, bawang merah 30.000 per kg, dan gula pasir Rp 12.500.
Setelah meninjau pasar, Wisnu bertemu dengan perwakilan Dinas Perdagangan kabupaten/kota di Jabar. Mereka membahas pengendalian harga dan stok barang kebutuhan pokok menjelang hari Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Dari pertemuan itu, disimpulkan mayoritas harga komoditas pangan masih stabil. Hanya harga telur dan daging ayam yang naik Rp 1.000 – Rp 2.000 per kg di beberapa kabupaten/kota.
“Secara umum harga bahan pokok di Jabar terkendali dan pasokannya cukup untuk Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Pemerintah akan terus memastikan kestabilan harga ini,” ujarnya.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jabar Ahmad Makmum mengatakan, pasokan bahan pokok di Jabar masih mencukupi. Menurut dia, peningkatan permintaan konsumen pada Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 masih dapat dipenuhi.
“Sebagai contoh, stok beras masih ada di atas 200.000 ton. Kami juga mempunyai pasokan daging kerbau sebagai alternatif jika harga daging sapi bergejolak. Jadi, gejolak harga akan segera diantisipasi,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Arifin Soedjayana mengatakan, pihaknya terus memantau harga komoditas pangan di pasar. Jika terjadi lonjakan harga signifikan, operasi pasar dapat dilakukan bekerja sama dengan Bulog dan pemerintah kabupaten/kota.