PALEMBANG, KOMPAS Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan membeli karet milik petani di Sumatera Selatan sebanyak 2.600 ton sebagai bahan campuran pembuatan aspal pada pertengahan Desember 2018. Harganya Rp 10.500 per kg, lebih tinggi dari harga pasar saat ini.
”Setelah diadakan rapat, sejumlah keputusan dibuat, terutama terkait penyerapan karet dan juga harga yang diberikan kepada petani,” kata Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, Rudi Arpian seusai rapat di Kantor Balai Pelaksana Jalan Nasional V Palembang, Selasa (27/11/2018).
Rudi menjelaskan, untuk tahap awal, pemerintah pusat akan menyerap karet petani di Sumsel sebesar 2.600 ton. Karet itu berkadar kering karet (KKK) 55-60 persen. Klasifikasi itu ditentukan karena hanya karet dengan kadar sebesar itu yang bisa dicampur dengan bahan aspal.
Sementara harga pasar internasional bahan olah karet rakyat (bokar) dengan KKK sebesar 60 persen berkisar Rp 9.000-Rp 10.000 per kg. ”Pemerintah akan membeli lebih mahal dari harga pasar,” katanya.
Total karet yang akan dibeli pemerintah di Sumsel 150.000 ton. ”Nantinya pembelian dilakukan bertahap dalam beberapa tahun ke depan,” ujar Rudi.
Pembelian akan dilakukan dengan skema tender pada pabrik karet. Pabrik yang menang tender akan menyerap karet milik petani dengan harga Rp 10.500 per kg. ”Kami akan mengawal agar harga itu yang benar-benar diterima petani,” ucap Rudi.
Sebelum dijadikan bahan campuran aspal, pabrik harus mengolah lagi bokar tersebut. ”Nantinya pemerintah akan membayar ongkos tambahan bagi pabrik sebagai ganti biaya pengolahan dan keuntungan yang telah disepakati,” katanya.
Kadis Pekerjaan Umum Bina Marga dan Tata Ruang Sumsel Ucok Hidayat mengatakan, langkah yang dilakukan pemerintah pusat belum bisa dilanjutkan Pemerintah Provinsi Sumsel karena belum ada standardisasi pembuatan aspal karet.
”Harus ada standardisasi formulasi pembuatan aspal karet. Ini dibutuhkan terutama saat pemeriksaan BPKP. Kalau tetap memaksa membangun dengan aspal karet, siapa yang akan bertanggung jawab kalau terjadi apa-apa,” ujarnya.
Di Sumsel, penerapan aspal karet sudah dilakukan Pemkab Musi Banyuasin dengan menggunakan sekitar 600 ton campuran aspal karet. (RAM)