Saat Ponpes Suci Runtuh, 107 Santri Mengaji di Menganti
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·4 menit baca
Saat bangunan Pondok Pesantren Nurul Izzah di Desa Suci, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur runtuh pada Selasa (27/11/2018) pukul 19.52, sebanyak 107 santriwati sedang mengikuti pengajian di Boteng, Menganti. Rencananya usai pengajian, mereka juga akan kembali ke Ponpes khusus untuk penghapal Al Quran itu, tetapi sebelum kembali ponpes sudah roboh.
Ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Modern Al Azhar dan Nurul Izzah Grresik Lembaga Tahfidzul Quran KH Suaib didampingi Wakil Ketua Yayasan KH Abdul Manan Rabu (28/11/2018) menuturkan santri berangkat sejak usai shalat Ashar sekitar pukul 16.00. "Alhamdulillah kami diselamatkan. Jadi santri bukan diungsikan. Hasil survei tukang sebelumnya tak masalah kok," katanya.
Menurut Suaib, yayasan memiliki dua ponpes khusus untuk penghapal Al Quran untuk putra dan untuk putri. Ponpesnya ada di Suci, Kecamatan Manyar untuk putri dan untuk putra di Boteng, Kecamatan Menganti. "Setiap Selasa malam Rabu, bIasanya santri mengikuti pengajian yang disampaikan pemangku ponpes KH Imam Bukhori," tutur Suaib.
Kebetulan ponpes Nurul Izzah dalam tahap penambahan satu lantai dari empat menjadi lima lantai. Pengerjaannya melibatkan tujuh tukang dibantu belasan santri, terutama untuk pengecoran lantai lima. Renovasi dikerjakan sejak sekitar seminggu lalu. "Akibat kejadian ini ya pengerjaan dihentikan," katanya.
Pernyataan berbeda disampaikan M Solich (65) yang rumahnya berada di depan Ponpes. Sejak tiga hari lalu, terlihat ada bagian penyangga yang mleyot (miring berlekuk) tak kuat menahan beban. "Puncaknya kemarin pagi lantainya mulai ada yang amblas dan.ada pula keramik yang terangkat," katanya.
Menurut Solikh, pondasinya tidak kuat, tetapi malah dipaksakan ditambahi lagi menjadi lima lantai. "Akhirnya semalam runtuh, saya di dalam rumah, getarannya seperti gempa," ujarnya.
Salah satu sopir angkutan yang mengantar santriwati ke Boteng, Jumadi (55), menyebutkan santriwati dibawa ke Boteng karena ponpes sedang direnovasi. Mereka ke Boteng sekitar pukul 16.00.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Luki Hermawan usai meninjau lbersama Ketua Majelis Ulama Jatim KH Abdusshomad Buchori secara khusus berdoa di lokasi ponpes yang runtuh. Ia turut prihatin atas insiden tersebut tetapi beruntung tidak ada korban jiwa.
"Kami akan menerjunkan tim laboratorium forensik untuk menyelidiki sebab pasti runtuhnya bangunan. Kami berharap, kepolisian, pemerintah dan masyarakat luas bisa membantu agar ponpes bisa beroperasional kembali," ujarnya.
Kepala Kepolisian Resor Gresik Ajun Komisaris Besar Wahyu Sri Bintoro menuturkan pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, diantaranya warga sekitar, bagian legal ponpes Ikhsan, dan santri yang ikut pengerjaan renovasi. Insiden itu, bukan hanya meruntuhkan bangunan ponpes yang berdiri di atas lahan 10x20 meter.
Sekitar 60 persen bangunan rumah milik Ridwan (47) pada bagian belakang juga roboh. Taksir kerugian dari kerusakan rumah Ridwan sekitar Rp 200 juta. Itu belum termasuk kerugian kerusakan ponpes dan barang santri.
Istri Ridwan, Yeni Kusniah dan dua anaknya yakni Farikhta Rakhmadhani Ridwan (11) dan Ratu Ayu Tirto Negoro (3) masih syok dan trauma. Mereka dirawat di Rumah Sakit di kawasan Satelit Surabaya. "Saya bingung jadinya. Mau cari kontrakan, sebab anak saya takut pulang," tuturnya.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto turut prihatin atas kejadian itu. Ia mengimbau kepada masyarakat yang akan mendirikan bangunan melapor dan mengajukan izin mendirikan bangunan (IMB).
Tujuannya biar terdata struktur konstruksi bangunan dan disurvei tim Dinas Pekerjaan Umum agar konstruksi bangunan terukur dan lebih aman. "Jangan sampai peristiwa ini terulang kembali. Kami akan cari solusi bersama Dinas PU agar ponpes bisa beroperasi lagi," ujarnya.
Wakil Ketua Yayasan Ponpes Al Azhar dan Nurul Izzah Gresik KH Abdul Manan menuturkan menghentikan pembangunan ponpes. Kerusakan rumah warga yang ikut terdampak akan diganti.
Sementara Vitka Mahazim (17), salah satu santri yang ikut membantu renovasi menuturkan selama renovasi ada beberapa santri yang dilibatkan. Mereka membantu renovasi bergiliran. Para santri putra itu datang khusus dari Boteng.
"Sebelum runtuh ada 15 santri yang ikut bantu renovasi. Semua selamat dan tak ada yang di dalam bangunan saat runtuh, karena sorenya kami ke Menganti," kata remaja yang hapal 30 juz itu.