MAKASSAR, KOMPAS — Aparat Kepolisian Resor Kota Besar Makassar akhirnya meringkus lima tersangka yang diduga komplotan begal yang menebas lengan korban hingga putus. Maraknya kasus begal akhir-akhir ini juga memaksa aparat TNI untuk turun melakukan patroli di beberapa lokasi rawan di Kota Makassar.
Penangkapan kelima tersangka pelaku begal itu dirilis Kepala Polrestabes Makassar Komisaris Besar Dwi Ariwibowo, Kamis (29/11/2018), di Makassar. Saat ini, kelima tersangka ditahan dan penyidik mendalami jejak aksi kriminal yang dilakukan tersangka.
”Ada lima tersangka yang sudah diamankan. Kelimanya adalah pelaku begal yang menebas tangan pelaku. Dua tersangka adalah otak pelaku, dua lagi adalah penyedia sarana, dan satu penadah. Kami masih mendalami semua tersangka terkait aksi serupa yang sudah dilakukan,” tutur Dwi Ariwibowo.
Lima tersangka yang ditangkap adalah Ac (21) yang berperan sebagai dalang, Fi (22) yang bertugas sebagai eksekutor. Dua lainnya adalah En dan Ul sebagai penyedia sarana, yakni meminjamkan motor dan senjata tajam.
Satu lainnya, yaitu Ir, adalah penadah yang membeli telepon genggam hasil kejahatan. Bersama penangkapan lima tersangka ini, polisi juga mengamankan barang bukti berupa motor dan senjata tajam yang digunakan tersangka.
Peristiwa pembegalan yang dilakukan Ac dan Fi terjadi pada Minggu (25/11/2018) malam. Saat itu, kedua tersangka merampas telepon genggam milik Imran (20). Saat itu, Imran melintas di Jalan Datuk RI Bandang dengan mengendarai sepeda motor dan menelepon. Ac dan Fi yang berboncengan berusaha merampas telepon genggam milik Imran. Namun, Imran melawan sehingga Fi menebas tangannya menggunakan parang. Bagian telapak tangan kiri Imran pun terputus.
Sumarto, paman Imran, mengatakan, saat ini Imran sudah dioperasi, tetapi telapak tangan keponakannya itu tak bisa disambung sehingga mengalami cacat seumur hidup.
”Kondisinya sudah membaik, tetapi tangannya tak bisa disambung. Kami berterima kasih kepada aparat kepolisian yang sudah menangkap para tersangka,” ujarnya.
Aparat TNI turun
Terkait maraknya aksi begal beberapa waktu terakhir, aparat TNI turun membantu kepolisian untuk melakukan penjagaan di beberapa lokasi rawan.
Kepala Penerangan Kodam XIV Hasanuddin Letkol Inf Alamsyah mengatakan, turunnya aparat TNI adalah perintah langsung Panglima Kodam XIV Hasanuddin. Hal ini dilakukan setelah banyak permintaan dari masyarakat agar TNI ikut turun.
”Jadi, aparat di semua koramil diaktifkan untuk melakukan patroli di titik-titik rawan. Mereka dibantu tim dari batalyon infanteri dan juga dari kodam. Kami harap, dengan keterlibatan TNI yang ikut berpatroli, akan memperkecil niat pelaku untuk melakukan aksi,” ujarnya.
Terkait turunnya aparat TNI, Kepala Polrestabes Makassar mengatakan, selama ini pihaknya sudah bersinergi dengan pihak TNI, pemerintah, serta tokoh agama dan masyarakat.
”Sebelum ada kasus ini pun, kami sudah bersinergi dan berkoordinasi untuk banyak hal. Tapi dalam kasus ini, TNI tidak turun menangkap. Kalau patroli di koramil, itu memang tugas mereka,” kata Kepala Polrestabes Makassar.