64 Alat Deteksi Dini Bencana Dipasang di 19 Kecamatan
Oleh
regina rukmorini
·2 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Sebanyak 64 alat deteksi dini bencana atau early warning system dipasang di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Keseluruhan EWS tersebut berfungsi untuk memberikan sinyal tanda bahaya longsor.
Pelaksana tugas Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung Gito Walngadi mengatakan, 64 EWS tersebut tersebar di puluhan desa di 19 kecamatan di Kabupaten Temanggung.
”Satu-satunya kecamatan yang tidak dipasang EWS hanyalah Kecamatan Temanggung,” ujarnya, Jumat (30/11/2018).
Pemasangan EWS tersebut dilakukan secara bertahap sejak tahun 2016 hingga tahun ini.
Keseluruhan EWS tersebut memberikan sinyal tanda bahaya berupa sirene. Sirene akan berbunyi ketika curah hujan yang turun mencapai hingga 50 milimeter.
Selain mendeteksi dari curah hujan, di tiga EWS di antaranya sinyal bahaya diperkuat dengan adanya tambahan alat berupa ekstensometer atau alat pendeteksi gerakan tanah. Sirene tanda bahaya dari ekstensometer akan berbunyi ketika terjadi gerakan tanah selebar sekitar 3 sentimeter.
Sejak pertengahan November, menurut Gito, di Kabupaten Temanggung mulai beberapa kali terjadi bencana longsor. Menyikapi makin tingginya intensitas hujan yang berpotensi juga meningkatkan intensitas bencana, seperti banjir dan longsor, BPBD Kabupaten Temanggung saat ini mulai mendirikan lima posko bencana di Kecamatan Parakan, Kledung, Candiroto, Kaloran, dan Temanggung. Setiap hari, di masing-masing posko ditempatkan 10 personel yang akan siaga memberikan pertolongan pertama saat bencana terjadi.