Sistem yang memudahkan warga mengakses layanan menjadi prioritas. Kota Bandung pun membuktikan mampu melakukannya dengan baik dan memberikan hasil memuaskan.
BANDUNG, KOMPAS Inovasi pelayanan masyarakat di Kota Bandung diganjar tiga penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Penghargaan itu diharapkan tak membuat pemerintah daerah terlena, tetapi justru terpacu memberi kemudahan pelayanan bagi masyarakat.
Penghargaan penyelenggara pelayanan publik dengan kategori sangat baik itu diberikan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, serta Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung.
Direktur RSUD Ujungberung Exsenveny Lalopua di Bandung, Kamis (29/11/2018), mengatakan, penghargaan ini yang ketiga kalinya diperoleh RSUD Ujungberung. Pada 2016, penghargaan serupa diperoleh lewat program Pendaftaran Rawat Jalan (Penaraja) secara daring untuk memangkas waktu antrean.
Setahun kemudian, penataan layanan, seperti perbaikan layanan parkir dan penetapan 11 standar pelayanan kesehatan warga mengantar RSUD Ujungberung menyabet penghargaan serupa.
”Tahun ini, kami mendapat penghargaan yang sama lewat penetapan 18 standar pelayanan kesehatan, prioritas penataan lahan parkir untuk pasien, dan kemudahan akses informasi pelayanan,” kata Exsenveny.
Mengenai penataan tempat parkir, area parkir di halaman depan rumah sakit dengan kapasitas 250 sepeda motor dan 15 mobil diberikan kepada pasien dan mobil ambulans.
”Untuk parkir karyawan rumah sakit, kami sewa lahan warga sekitar. Ini agar pasien tak terkendala untuk mendapat layanan karena kesulitan parkir. Apalagi untuk pasien ibu hamil, anak balita, lanjut usia, dan difabel,” ucapnya.
Kemudahan informasi diwujudkan melalui program Morning Greeting. Setiap hari, mulai pukul 07.00, karyawan rumah sakit akan memaparkan informasi dan edukasi kepada masyarakat terkait layanan yang dibuka.
”Sejak awal, kami tidak ingin cepat puas. Kami tetap terus berinovasi supaya makin memudahkan masyarakat memperoleh layanan kesehatan, baik untuk rawat inap, rawat jalan, maupun rawat darurat,” ujarnya.
Semangat melayani
Tahun ini Exsenveny akan membuktikan dengan meluncurkan program baru, Bandung Emergency Refferal and Stemi (BERES), 8 Desember 2018. Program baru itu terobosan akses komunikasi antara dokter puskesmas yang mempunyai fasilitas kesehatan elektrokardiogram (EKG) dan dokter spesialis jantung di RSUD Ujungberung. EKG adalah alat pemeriksa deteksi kesehatan jantung.
”Hasil dari EKG dapat langsung dikonsultasikan dengan dokter spesialis jantung sehingga bisa lekas diputuskan apakah pasien perlu dirujuk atau ditangani langsung dokter puskesmas. Jika dapat ditangani puskesmas, pasien tak perlu dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Sikap serupa juga dikatakan Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Bandung Uum Sumiati. Pihaknya sudah mengoperasikan mobil keliling untuk program Memberikan Pelayanan Keliling (Mepeling) agar memudahkan masyarakat mengurus dokumen kependudukan, baik itu akta kelahiran, akta kematian, maupun KTP. Inovasi itu dilakukan setahun terakhir.
”Tujuannya meringankan beban masyarakat, terutama warga yang sakit atau lanjut usia yang tak memungkinkan datang ke kantor,” kata Uum.
Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial di Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kota Bandung Soni Bachtiyar menuturkan, program layanan satu pintu bagi warga miskin menjadi salah satu andalan melayani kepentingan publik.
Program ini fokus mengurus perizinan hingga penerapan rehabilitasi sosial, jaminan sosial, perlindungan, dan pemberdayaan sosial.
”Jika ada warga yang datang, kemudian diperlukan pengurusan dokumen dari instansi terkait, kami yang akan memfasilitasi pengurusannya sampai selesai dengan cepat dan tepat,” kata Soni. (SEM)