SEMARANG, KOMPAS Destinasi wisata yang diperkaya kearifan lokal menjadi energi baru pelaku wisata di Jawa Tengah dalam menarik wisatawan. Paket wisata semacam itu diandalkan bisa memenuhi target kunjungan wisatawan Nusantara yang pada 2018 ditarget mencapai 45 juta orang.
”Dari target itu, pada akhir November sudah terpenuhi sekitar 96 persen. Adapun target wisatawan mancanegara sebanyak 1 juta orang, kemungkinan akan tertutup dengan beberapa event penting di Desember seiring dengan hari libur Natal dan Tahun Baru,” ujar Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah Urip Sihabudin, Jumat (30/11/2018), di sela persiapan acara Semarang 10K, lomba lari berbalut napak tilas sejarah di Kota Lama, Semarang.
Lomba lari yang digelar 16 Desember 2018 itu sangat ditunggu wisatawan. Terlebih pada acara lomba lari di destinasi wisata bersejarah itu, peserta tidak hanya disuguhi keindahan kota tua, tetapi juga bisa menyaksikan seni budaya lokal, seperti tari Kuntulan, seni reog Jaran Blarag, menikmati gambang Semarang, dan mencicipi berbagai kuliner khas tempo dulu.
Kolaborasi seni budaya lokal dengan destinasi wisata unggulan ini juga dikembangkan pelaku wisata. Misalnya, kolaborasi seni tradisional dengan keindahan alam di kawasan Borobudur (Magelang), tradisi ruwatan rambut gimbal di Dieng (Wonosobo), perpaduan wisata selam permukaan dan swafoto di telaga di Umbul Ponggok (Klaten), serta penangkaran ikan hiu di Karimunjawa (Jepara).
Urip optimistis pencapaian target jumlah kunjungan wisatawan ke Jateng akan tercapai. Sejauh ini Jateng masih mengandalkan destinasi wisata unggulan Candi Borobudur, Dataran Tinggi Dieng, Kepulauan Karimunjawa, kawasan Solo Raya, Museum Kereta Api Ambarawa, Taman Puri Maerokoco, Kelenteng Sam Poo Kong, Lawang Sewu, dan Kota Lama di Kota Semarang.
Seiring peningkatan jalur selatan-selatan mulai dari Wonogiri-Purworejo-Kebumen hingga Cilacap, destinasi wisata pantai selatan juga terus didorong untuk berbenah. Misalnya, Pantai Teluk Penyu, Pulau Nusakambangan, dan Benteng Pendem di Cilacap serta Pantai Menganti dan Jetis di Kebumen.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Travel Agen Indonesia (Astindo) Jateng Dian Dalu optimistis bisnis pariwisata akan ditutup dengan baik di akhir 2018. Acara wisata yang telah diagendakan berupa lomba, kesenian rakyat, pesta Tahun Baru, dan perayaan keagamaan sepanjang Desember akan banyak dikunjungi pelancong. ”Tren peningkatan kunjungan wisatawan ke lokasi wisata pada Desember nanti sudah terasa. Ini bisa diketahui dari order paket wisata yang datang dari luar Jateng. Kenaikan ke lokasi destinasi wisata unggulan bisa mencapai 30 sampai 60 persen,” ujar Dian.
Astindo Jateng yang kini memiliki 15 anggota agen perjalanan ini berharap jumlah wisatawan yang memanfaatkan kunjungan untuk mengeksplorasi destinasi wisata tertentu semakin banyak. Dengan begitu, mereka bisa tinggal lebih lama, berkisar dua-tiga hari tanpa jeda untuk dapat menyaksikan kehidupan alami warga desa dan memahami suatu destinasi wisata tertentu.
Penggiat wisata di Kota Semarang, Maya Diana Kusuma, menuturkan, turis menyukai destinasi wisata yang mengemas acara dengan melibatkan budaya lokal. Misalnya, desa wisata Kandri di Gunungpati yang dipadukan dengan tradisi memberi makan kera-kera ekor panjang sangat menarik. Begitu pula Kelenteng Sam Poo Kong yang menyediakan beragam pakaian khas China untuk keperluan foto para turis. (WHO)