Pelajar Diajak Basmi Korupsi dari Diri Sendiri sejak Dini
Oleh
Angger Putranto
·3 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Kejaksaan Negeri Banyuwangi menggelar aneka lomba untuk siswa-siswi SMP sederajat se-Banyuwangi untuk membangkitkan semangat gerakan antikorupsi. Melalui kegiatan tersebut, pelajar diajak untuk ikut mencegah korupsi sejak dini yang dimulai dari diri sendiri.
Kegiatan tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Antikorupsi yang jatuh pada 9 Desember. Pada peringatan tersebut, pelajar diajak menyadari bahaya dan cara untuk mencegah korupsi.
”Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan budaya antikorupsi. Menanamkan pemahaman bahwa korupsi tidak baik dan harus dibasmi itu harus dimulai sejak dini,” ujar Kepala Kejaksaan Negeri Banyuwangi Adonis di Banyuwangi, Sabtu (1/12/2018).
Melalui serangkaian kegiatan lomba, nilai-nilai antikorupsi tersebut ditanamkan kepada pelajar. Beberapa lomba yang digelar antara lain pidato, yel-yel, dan cerdas cermat. Seluruh lomba tersebut bertemakan antikorupsi.
Ditanya upaya konkret yang bisa dilakukan pelajar untuk mencegah korupsi, Adonis mengatakan, jujur merupakan kunci pencegahan korupsi. Nilai kejujuran tersebut harus ditanamkan sejak dini dari diri sendiri.
”Jujur menjadi kunci agar korupsi tidak tumbuh di dalam diri. Jujur pada diri sendiri, jujur pada guru, jujur pada orangtua,” ucapnya.
Pada peringatan Hari Antikorupsi tersebut, Adonis juga berpesan kepada para jaksa di lingkungan Kejaksaan Negeri Banyuwangi agar tetap menjaga integritas.
”Jaksa harus punya integritas, lakukan kerja sesuai tugas pokok dan fungsi serta taat pada SOP (prosedur standar operasi). Kalau sedang menangani perkara, jangan pernah membuka pintu bagi tamu-tamu yang berhubungan dengan perkara,” ujarnya dengan tegas.
Adonis juga menyampaikan komitmennya dalam mencegah terjadinya tindak pidana korupsi di Banyuwangi. Hal itu dilakukan dengan menyediakan tenaga pendamping untuk setiap kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan dinas-dinas.
”Dinas yang punya kegiatan pengadaan barang dan jasa silakan membuat proposal, nanti kami telaah, apakah layak untuk didampingi. Pendampingan yang kami berikan berupa pengawasan sejak proses lelang hingga realisasi. Harapannya, kalau ada penyelewengan, bisa langsung diketahui atau dicegah,” tutur Adonis.
Sekretaris Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Dwianto menyambut baik kegiatan yang diinisiasi Kejaksaan Negeri Banyuwangi tersebut. Ia berharap, kegiatan ini mampu menumbuhkan komitmen pelajar untuk menjadi pribadi yang antikorupsi.
”Harapannya, saat dewasa dan menjadi pemegang kebijakan, mereka masih ingat akan komitmen mereka,” ucapnya.
Terkait upaya Dinas Pendidikan Banyuwangi dalam pencegahan korupsi melalui sekolah, Dwianto mengatakan, pihaknya mengimbau tenaga pengajar menyisipkan materi-materi antikorupsi dalam setiap pelajaran. Beberapa pelajaran yang biasa disisipi materi antikorupsi antara lain Kewarganegaraan, Matematika, dan Agama.
Dalam peringatan Hari Antikorupsi tersebut, pelajar tampak antusias mengikuti rangkaian lomba. Salah satunya ialah lomba yel-yel. Lomba tersebut memadukan gerakan baris-berbaris, teatrikal, serta gerak dan lagu. Narasi antikorupsi disampaikan lewat yel-yel yang beragam dan kreatif.
SMP Negeri 1 Cluring, misalnya, menyerukan ”Jangan ikut koruptor walau itu teman sekantor karena itu pekerjaan kotor”. Sementara SMP Negeri 1 Songgon dalam yel-yelnya menyebutkan ”Korupsi habiskan uang negeri, korupsi harus kita basmi”.