Dua Perusahaan Komitmen Pasok Pipa Gas Semarang-Gresik
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·2 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — PT Pertamina Gas memastikan konstruksi pembangunan pipa gas ruas Semarang-Gresik selesai awal 2019 dan beroperasi maksimal pada kuartal pertama. Kendala pembebasan lahan di Kabupaten Gresik telah diselesaikan. Selain itu, dua perusahaan kontraktor kontrak kerja sama migas telah berkomitmen menjadi pemasok gas.
Direktur Utama PT Pertamina Gas (Pertagas) Wiko Migantoro mengatakan, pembangunan konstruksi pipa sepanjang 267 kilometer yang terbentang dari Semarang, Jawa Tengah, hingga Kabupaten Gresik, Jawa Timur, ini awalnya ditarget selesai pertengahan 2018. Namun, pekerjaan itu akhirnya belum tuntas hingga akhir tahun karena ada kendala pembebasan lahan.
”Pekerjaan pembebasan lahan ditargetkan selesai akhir Desember kemudian dilanjutkan proses konstruksi pipanya,” ujar Wiko di sela-sela acara mendampingi kunjungan Dewan Proper di Sidoarjo, Minggu (2/12/2018).
Wiko mengklaim kendati pekerjaan molor, tetapi biaya yang dikeluarkan tidak terlalu membengkak. Menurut dia, total nilai investasi pembangunan pipa gas ruas Semarang-Gresik kurang dari 300 juta dollar AS. Menurut rencana, pipa ini akan mengalirkan gas sebesar 100 MMSCFD.
Dua pemasok
Wiko menambahkan, untuk mengisi kapasitas pipa gas ruas Semarang-Gresik, pihaknya telah menjajaki beragam potensi. Terkini, dia telah berbicara dengan dua perusahaan kontraktor kontrak kerja sama migas, yakni Exxon Mobil Cepu Limited dan Lapindo Brantas Inc.
Exxon siap memasok gas dari sumur Banyu Urip di Bojonegoro pada 2019 sebesar 10-50 MMSCFD. Sementara Lapindo Brantas akan memasok gas sebesar 10 MMSCFD. Dua perusahaan ini siap memasok gasnya pada 2019. Khusus untuk gas dari Exxon masih memerlukan proses pengolahan lanjutan karena kadar karbon dioksidanya tinggi sehingga kurang disukai konsumen.
Wiko mengatakan, pihaknya masih terus mencari perusahaan pemasok gas untuk menyuplai pipa ruas Semarang-Gresik. Pada 2021 akan ada tambahan pasokan gas dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu.
Terkait pemasaran, dia mengatakan, targetnya adalah industri di Semarang, terutama untuk menyuplai kawasan industri baru. Saat ini Pertagas memiliki konsumen di Semarang. Mereka pengguna gas alam terkompresi (CNG). Ke depan, konsumen ini akan dialihkan agar menggunakan gas yang didistribusikan melalui pipa.
Pihaknya akan mengedukasi pasar untuk beralih dari CNG ke gas yang disalurkan melalui pipa. Saat ini Pertagas sudah mendapatkan komitmen dari konsumen untuk memasok gas sebesar 28 MMSCFD. Selain itu, pihaknya juga menjajaki untuk memasok gas ke PLN Tambak Lorok.
Kepala SKK Migas Jawa-Bali-Nusa Tenggara Ali Masyhar dalam seminar ketahanan energi di Unsuri mengatakan, pemenuhan energi nasional saat ini masih bertumpu pada minyak dan gas. Tingkat ketergantungan dari energi fosil ini mencapai 60-70 persen.