Difabilitas Banyuwangi Ingin Terlibat dalam Pembangunan Daerah
Oleh
Angger Putranto
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Komunitas penyandang Difabilitas Banyuwangi mendapat kesempatan beraudinesi dengan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan komunitas penyandang difabilitas berharap dilibatkan dalam pembangunan daerah.
Pertemuan komunitas penyandang Difabilitas Banyuwangi tersebut merupakan bagian dari peringatan Hari Disabilitas Internasional. Dalam audiensi tersebut, para penyandang difabilitas menyampaikan unek-uneknya kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Salah satu penyandang tunadaksa, Untung Wahyudi, mengatakan, dirinya berterima kasih karena mendapat kesempatan diundang beraudiensi dengan Bupati di Rumah Dinas Bupati Banyuwangi.
”Kami berharap perlakuan serupa juga dapat kami rasakan di tingkatan desa dan kecamatan. Kami ingin mendapat perlakuan yang sama dengan warga yang lain. Kami juga ingin dilibatkan dalam proses pembangunan dan perkembangan daerah kami,” ujar Untung.
Hal senada disampaikan Romi salah satu penyandang tunanetra yang turut dalam audiensi tersebut. Ia berharap keterbatasan bukan menjadi penghambat ia dan rekan-rekannya dalam usaha mengembangkan Banyuwangi.
”Kami memang terbatas dalam penglihatan, tetapi kami punya keahlian lain. Misalnya teman-teman tunanetra yang ahli memijat dilibatkan dalam pengembangan wisata,” usul Romi.
Mendengar masukan tersebut, Bupati Anas menyimak dengan saksama sembari sesekali mencatat usulan di kertas kecil miliknya. Ia juga meminta kepala dinas sosial mengoordinasikan hal itu dengan pihak-pihak terkait.
”Saya ucapkan terima kasih atas usulan rekan-rekan sekalian. Kabupaten Banyuwangi terus mewujudkan cita-cita sebagai kabupaten yang ramah terhadap difabel,” ujar Anas.
Salah satu wujud konkret upaya Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah ramah difabel adalah pembangunan sejumlah fasilitas umum yang disesuaikan dengan kebutuhan difabel. Tahun ini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi merombak sejumlah trotoar menjadi lebih lebar dan dilengkapi rambu pijak untuk tunanetra.
Sejumlah gedung pelayanan publik juga dibangun dengan fasilitas ramp untuk memudahkan lalu lintas pengguna kursi roda. Banyuwangi juga memiliki program Gandrung (gerakan asuhan nyata disabilitas, risiko tinggi, usia lanjut, veteran, pensiun, dan gravida). Program tersebut memberi kemudahan akses bagi penyandang difabilitas dan kelompok rentan lainnya saat berobat di RSUD Blambangan.
”Dalam seleksi CPNS tahun ini, kami juga menyediakan 6 posisi formasi bagi penyandang difabilitas. Ini bukti bahwa kami ingin mewujudkan kesetaraan bagi teman-teman difabilitas,” ujar Anas.