Jalur Rel Kereta Api Semarang-Borobudur Selesai 2026
Oleh
regina rukmorini
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS- Pemerintah akan membangun akses Semarang-Borobudur, menggunakan jalur kereta api sepanjang 121 kilometer. Jalur tersebut nantinya melintasi enam kecamatan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 15 kecamatan di Kabupaten Semarang, Grobogan, Temanggung, dan Kabupaten serta Kota Magelang.
Kepala Subdirektorat Penataan dan Pengembangan Jaringan Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Rudy Damanik, mengatakan, dari 121 kilometer tersebut, sekitar 65 persen merupakan jalur rel baru.
“Kami tidak mungkin memaksakan menggunakan jalur rel lama karena di jalur tersebut kini telah tumbuh menjadi kawasan perkotaan, banyak didirikan bangunan termasuk rumah-rumah warga,” ujarnya, saat ditemui di sela-sela rapat koordinasi teknis di Kota Magelang, Jawa Tengah, Selasa (4/12/2018).
Untuk menyesuaikan dengan kondisi tersebut, di sebagian wilayah, jalur rel kereta akan dibangun di atas jalan raya.
Jalur rel yang masih menggunakan jalur rel kereta lama adalah jalur rel Tuntang-Ambarawa sepanjang 42 kilometer, dan 79 kilometer sisanya, jalur rel dari Ambarawa hingga Kabupaten Sleman, berupa jalur rel baru.
Tidak sekedar mengantarkan penumpang dari Kabupaten Semarang hingga Kabupaten Sleman, Rudy mengatakan, kereta api di jalur ini nantinya juga akan mengantarkan mereka yang ingin berwisata, langsung masuk ke kawasan Borobudur. Namun, di Stasiun Palbapang, penumpang yang semula menumpang kereta biasa, harus berganti dengan kereta api berbobot ringan atau automated guideway transit (AGT).
“Perjalanan memasuki kawasan Borobudur tidak mungkin menggunakan kereta api biasa karena getarannya dikhawatirkan bisa merusak ketahanan bangunan Candi Borobudur,” ujarnya.
Mulai tahun 2019 hingga tahun 2022, pemerintah akan melakukan kegiatan pra kontruksi pembangunan rel, Selama jangka waktu tersebut, akan dilakukan berbagai kegiatan seperti studi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), detail engineering design (DED), serta pembebasan lahan. Setelah itu, mulai tahun 2023 hingga 2037, nantinya akan mulai dilakukan pembangunan dalam tiga tahapan.
Tiga tahapan pembangunan tersebut diperkirakan akan menghabiskan biaya lebih dari Rp 10 triliun. Kereta api di jalur tersebut ditargetkan akan beroperasi mengangkut penumpang pada tahun 2026. Di tahap awal, nantinya rel yang dibangun adalah single track, dan seiring dengan peningkatan permintaan, semua jalur rel akan dibangun menjadi jalur rel ganda atau double track.
Kepala Bidang Jaringan Transportasi dan Perkeretaapian Dinas Perhubungan Jawa Tengah Henggar Budi Anggoro, mengatakan, terkait dengan rencana pembangunan rel tersebut, pemerintah Provinsi Jawa Tengah nantinya perlu mengumpulkan rekomendasi dari pemerintah kota/kabupaten yang dilewati jalur rel. Rekomendasi diperlukan untuk mengetahui apakah pembangunan rel sudah sesuai dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW) kota/kabupaten tersebut, atau tidak.
“Rekomendasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar penetapan jalur rel oleh kementerian perhubungan,” ujarnya.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya Jawa Tengah, Hanung Triyono mengatakan, setelah jalur rel kereta api ditetapkan, dia akan melihat dan berupaya menyesuaikan agar jalur tersebut tidak bertabrakan atau berimpitan dengan jalan tol Bawen-Yogya, yang juga direncanakan akan segera dibangun.
“Kami akan berupaya agar pembangunan jalur rel kereta api dan jalan tol bisa bersinergi dan bisa bersama-sama mendukung pembangunan dan pengembangan kawasan yang dilewati,” ujarnya. Panjang jalan tol Bawen-Yogya sekitar 77 kilometer.