Semarang Andalkan Pompa
Hujan lebat masih berpotensi melanda sebagian wilayah Jawa. Di Bandung Selatan, Jawa Barat, sejumlah perjalanan kereta terganggu kereta anjlok.
SEMARANG, KOMPAS Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana memasang pompa berkapasitas 4 meter kubik per detik untuk mengatasi banjir yang merendam jalan nasional di Kota Semarang, Jawa Tengah, Selasa (4/12/2018) sore. Sejak Senin, sejumlah ruas jalan di kota itu banjir seusai hujan lebat.
Kemarin, banjir terjadi di Tambakrejo atau di bawah jembatan Jalan Tol Semarang. Lantaran jalan tak bisa ditinggikan, air merendam 40-50 cm. Sejumlah sepeda motor, mobil, dan truk mogok. Banjir juga terjadi di Jalan Kaligawe Raya.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana Tesar Hidayat mengatakan, rob atau limpasan air laut sebenarnya teratasi tanggul sementara. Hujan deras membuat air sungai meluap ke jalan.
Untuk benar-benar tuntas, proyek pemasangan pompa berkapasitas 10 meter kubik per detik (untuk Kali Sringin) dan 12 meter kubik per detik (Kali Tenggang) harus rampung. Selama ini pompa yang digunakan hanya berkapasitas 1 meter kubik per detik. ”Untuk Sringin, sore ini (kemarin), kami uji coba memasang pompa hingga 4 meter kubik per detik,” ujarnya.
Upaya itu, kata Tesar, percepatan karena kontrak proyek pengendalian banjir dan rob di Kota Semarang baru berakhir Juli 2019. Namun, akhir Desember 2018, ditargetkan dua pompa besar untuk Kali Sringin dan Kali Tenggang sudah terpasang.
Adapun untuk penanganan di bawah jembatan tol, pompa penyedot air milik Pemkot Semarang dioptimalkan. ”Namun, karena sisi saluran Kali Tenggang tinggi, air akan kembali lagi. Penanganannya dilakukan dengan pengaturan terhadap muka air di pintu air Gebangsari dengan sistem buka tutup,” kata Tesar.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, tindakan darurat dilakukan dengan menambah pompa penyedot. Ia juga menginstruksikan disediakan kendaraan derek guna menarik kendaraan yang terjebak.
Lebih lanjut, Ganjar juga meminta percepatan proyek pengendalian kanal timur Semarang. ”Kami meminta warga di sekitar kanal timur Semarang mengikuti arahan pemerintah agar pekerjaan bisa lebih cepat. Kami butuh dukungan masyarakat,” ujarnya.
Ahmadi (49), warga Tambakrejo, Gayamsari, mengatakan, hujan deras Senin sore lalu adalah yang terparah beberapa tahun terakhir. ”Sejak malam banjir belum surut,” katanya.
Jalur kereta
Di Bandung, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung mewaspadai longsor di 47 titik rawan. Mayoritas titik rawan itu ada di jalur selatan Jabar.
”Kami menyiagakan satuan kerja khusus memantau jalur rawan itu. Dibekali alat pengukur penurunan tanah, mereka bakal bergerak cepat melaporkan dan memberi pertolongan jika muncul potensi longsor,” kata Manajer Humas PT KAI Daops II Bandung Joni Martinus.
Jalur rawan tersebar. Sejumlah daerah jadi prioritas utama, seperti rute Cikadongdong-Cilame di Kabupaten Tasikmalaya sepanjang 42 kilometer, Ciganea-Sukatani-Plered (Purwakarta) sepanjang 11 km, dan Cibatu-Ciawi (Garut) 35 km.
Tahun 2017, jalur Cipeundeuy-Bumiwaluya di Garut longsor sehingga mengganggu enam perjalanan kereta. Sebanyak 914 penumpang dari Surabaya dan Solo tujuan Maos, Sidareja, Banjar Patroman, dan Tasikmalaya terpaksa diantar bus.
Cuaca buruk juga diduga memicu anjloknya kereta perawatan jalan rel di Km 153, di antara Stasiun Padalarang dengan Stasiun Cilame, Bandung Barat, Selasa, pukul 02.20. Saat kejadian, hujan turun.
Sejumlah perjalanan KA Argo Parahyangan Bandung-Jakarta, KA Ciremai (Bandung-Semarang), dan KA Harina (Bandung-Surabaya) terganggu.
”Penyebab pastinya masih kami selidiki. Kemungkinan bisa dipicu cuaca buruk atau gangguan teknis lain. Namun, mulai pukul 07.30 perjalanan kereta api sudah normal meski kecepatan kereta api dibatasi 5 kilometer per jam di jalur itu,” kata Joni.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Tony Agus Wijaya mengatakan, cuaca buruk di Jabar berpotensi hingga tujuh hari ke depan. (DIT/SEM/BAY)