Wali Kota Minta Keamanan Kebun Binatang Semarang Dievaluasi
Oleh
WINARTO HERUSANSONO
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menegaskan, pihaknya meminta pengelola Taman Margasatwa Mangkang atau Semarang Zoo, Jawa Tengah, lebih cermat menangani pengawasan hewan-hewan, terutama hewan buas peliharaannya. Perlu ada evaluasi menyeluruh, baik soal kondisi kandang maupun kedisiplinan petugas, agar kejadian lepasnya dua harimau benggala (Panthera tigris) tidak terulang.
”Kalau ternyata ada kelalaian petugas, pasti akan saya tegur keras. Ini harus jadi evaluasi,” kata Hendi, panggilan akrab Hendrar Prihadi, Rabu (5/12/2018) sore.
Rabu pukul 09.38, sepasang harimau di Kebun Binatang Mangkang lepas sehingga membuat heboh petugas di kawasan tersebut. Kedua harimau itu lepas setelah berhasil menerobos pintu jeruji besi yang diduga tidak tertutup rapat oleh petugas.
”Beruntungnya, ketika harimau itu lepas, kondisi kebun binatang sedang sepi pengunjung karena masih pagi,” ujar Heru Sunarko, petugas yang ikut dalam penangkapan kembali harimau betina di Mangkang.
Setelah mengetahui ada harimau lepas dari kandang, pihak pengelola Kebun Binatang Mangkang langsung meminta bantuan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Tengah. Tim BKSDA dengan dibantu rimbawan dan petugas Kepolisian Sektor Tugu, Kota Semarang, langsung turun tangan. Mereka juga melakukan pengamanan dan melarang pengunjung masuk ke kebun binatang.
Upaya penangkapan kembali harimau yang lepas itu memakan waktu sekitar tiga jam. Beruntung, saat tim petugas tiba, harimau jantan ternyata sudah kembali masuk kandang. Tinggal harimau betina diketahui bersembunyi di gorong-gorong saluran air di bawah jembatan kawasan kebun binatang. Jarak tempat sembunyi harimau itu dengan kandang berkisar 400-500 meter.
Terhambat
Kepala BKSDA Jawa Tengah Suharman mengatakan, pada awalnya proses penangkapan agak terhambat. Tim petugas semula melakukan penutupan kedua sisi gorong-gorong dengan pintu besi. Namun, setelah mengetahui ada banyak orang, harimau betina tersebut melompat keluar dari saluran dengan menerjang salah satu pintu. Kisi besi pintu penutup itu kebetulan terlalu ringan sehingga mudah jatuh terdorong badan harimau.
”Setelah menunggu sejenak dan lebih tenang, harimau betina itu kembali masuk gorong-gorong. Kali ini upaya penangkapan dilakukan hati-hati. Pintu penutup pun dicarikan yang kisi besinya besar dan kuat. Setelah itu, barulah harimau itu ditembak dengan senapan bius sebanyak dua kali oleh dokter hewan kebun binatang, Hendrik,” tutur Suharman.
Setelah pingsan akibat terkena tembakan senapan bius, harimau betina berbobot sekitar 150 kilogram itu dapat dikeluarkan dari gorong-gorong dan selanjutnya diikat, lalu ditandu kembali ke kandang. Karena harimau itu sangat berat, tandu harus digotong sembilan petugas. Proses penangkapan kembali harimau betina yang lepas itu selesai pukul 12.00.
Sejumlah petugas menduga, kedua harimau tersebut lepas dari kandang karena ada celah pada pintunya. Pintu besi tidak tertutup rapat. Hal ini bisa terjadi karena ada bagian yang rusak atau ada unsur kelalaian petugas. Hal ini yang kini tengah didalami pengelola Kebun Binatang Mangkang.
Suharman mengatakan, pihaknya belum mendapat laporan secara jelas penyebab kedua harimau itu bisa lepas dari kandangnya. Ketika melaporkan, pihak pengelola Kebun Binatang Mangkang tidak menyampaikan penyebabnya. ”Mereka hanya minta bantuan menangkap kembali harimau milik kebun binatang yang lepas,” ujarnya.