BREBES, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, membangun gudang penyimpanan dilengkapi mesin pengatur suhu udara yang dapat menjaga kualitas bawang hingga enam bulan. Sistem ini diharapkan mampu mencegah jatuhnya harga jual bawang merah di tingkat petani saat panen raya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Brebes Emastoni Ezam, Rabu (5/12/2018), mengatakan, gudang itu siap menyerap hasil panen para petani. ”Dengan dibukanya gudang ini, kami harapkan distribusi berjalan lancar dan harga dapat stabil. Selama ini, harga kerap jatuh, khususnya saat panen raya,” ujarnya.
Gudang yang dibangun Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Brebes tersebut menggunakan teknologi controlled atmosphere storage (CAS) yang terdiri atas lima mesin. Setiap mesin berkapasitas 16 ton. Biaya pembangunan gudang di Klampok, Wanasari, itu sekitar Rp 3 miliar.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes Tanti Palupi mengatakan, teknologi CAS diharapkan dapat membantu para petani bawang merah yang selalu kesulitan saat panen raya. ”Selama ini, saat panen raya harga bawang jatuh. Petani banyak yang rugi karena tak bisa menutup biaya produksi,” katanya.
Dengan penyimpanan konvensional, daya tahan bawang merah yang disimpan hanya sekitar sebulan. Dengan teknologi penyimpanan CAS, bawang merah atau produk lain dapat bertahan hingga enam bulan. Karena itu, bawang bisa disimpan dulu dan dikeluarkan saat harga sudah membaik.
Tanti menambahkan, selain memiliki daya simpan lebih panjang, tingkat penyusutan produk lebih rendah ketimbang cara konvensional.
Masa panen
Masa panen raya bawang merah di Brebes adalah bulan Januari-Februari dan Agustus-September. ”Saat ini, kebanyakan petani masih menanam. Ini, antara lain, karena mulai turun hujan di sejumlah daerah di Jateng, termasuk Brebes. Kondisi itu (ketersediaan air) cocok dengan tanaman bawang,” kata Tanti.
Berdasarkan pantauan pada hari Rabu, belum banyak pasokan ke sejumlah gudang penyimpanan bawang merah milik petani. Tumpukan bawang hanya ada di beberapa tempat, salah satunya di Desa Luwungragi, Bulakamba. Di sejumlah daerah lain, petani baru menanam bibit.
Kasid (56), petani bawang merah di Wanasari, Brebes, berharap, gudang penyimpanan baru tersebut benar-benar dapat mengatasi fluktuasi harga bawang yang selama ini merugikan petani. Menurut Kasid, saat harga jatuh, dia kerap tak mendapat untung, bahkan rugi. Untuk itu, ketimbang dijual dengan harga murah, bawang lebih baik dijadikan bibit.
Pada panen raya, produksi bawang merah di Brebes bisa mencapai 45.000 ton. Kendati belum signifikan menyerap hasil panen, pembangunan gudang dengan pengatur suhu diharapkan dapat terus bertambah.
Harga bawang di tingkat petani saat ini, kata Kasid, Rp 17.000-Rp 18.000 per kilogram (kg). ”Harga ini bagus dan kami berharap tidak turun drastis nantinya. Saat panen raya awal tahun ini, harga jual turun hingga Rp 9.000-Rp 10.000 per kg. Hal itu jangan terjadi lagi,” ujar Kasid. (DIT)