BANDUNG, KOMPAS - Pembangunan Mayapada Hospital Bandung (Grup Mayapada) akan menambah layanan kesehatan bagi warga Jawa Barat, khususnya kawasan Bandung Raya. Rumah sakit yang ditargetkan rampung pada akhir 2019 itu nantinya dapat diakses pengguna layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
”Ini bentuk dukungan kami kepada program pemerintah di bidang kesehatan,” ujar CEO Grup Mayapada Healthcare Jonathan Tahir saat peresmian pembangunan Mayapada Hospital Bandung di Jalan Terusan Buahbatu, Kota Bandung, Kamis (6/12/2018). Peresmian itu juga dihadiri Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan pendiri Grup Mayapada Dato’ Sri Tahir.
Mayapada Hospital Bandung bakal dibangun 14 lantai di lahan seluas 16.274 meter persegi. Rumah sakit itu berkapasitas 298 tempat tidur. Menurut Jonathan, rumah sakit akan dilengkapi dengan alat kesehatan terbaru dan ada sekitar 100 dokter.
”Membangun rumah sakit itu masalah kepercayaan. Karena itu, layanannya harus yang terbaik sehingga masyarakat mempercayai produk kami,” ujarnya.
Jonathan mengatakan, pembangunan Mayapada Hospital Bandung merupakan komitmen di bidang layanan kesehatan masyarakat. Saat ini Mayapada Healthcare menaungi tiga rumah sakit di Tangerang, Jakarta Selatan, dan Bogor, serta enam klinik kesehatan.
”Kami sedang membangun dua rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur. Harapannya, semakin banyak masyarakat mendapat layanan kesehatan berkualitas,” ujarnya.
Semula Mayapada Hospital Bandung akan dibangun di Jalan Sudirman, Kota Bandung. Namun, berdasarkan pertimbangan teknis infrastruktur, pembangunan direalisasikan di Jalan Terusan Buahbatu.
”Rencana awal di Jalan Sudirman menggunakan bangunan zaman dulu. Namun, faktor indeks gempanya tidak akan terpenuhi,” ujar Ridwan Kamil.
Kamil mengatakan, Mayapada Hospital Bandung juga diproyeksikan untuk melayani masyarakat kurang mampu pengguna BPJS Kesehatan. Dengan demikian, layanan kesehatan yang berkualitas bagi warga Jabar semakin bertambah.
Kamil mengajak Mayapada Healthcare untuk membangun sejumlah rumah sakit yang lebih kecil di Jabar. ”Istilahnya membangun rumah sakit kampung, kecil-kecil, tetapi banyak. Ini contoh birokrasi dinamis. Tujuan pembangunan bisa dititipkan kepada pihak yang memiliki kemampuan untuk membangun,” tutur Kamil.
Menanggapi ajakan itu, Jonathan mengatakan, akan membahas lebih detail rencana itu bersama Pemerintah Provinsi Jabar dalam 1-2 minggu ke depan. Namun, dia belum dapat memastikan waktu realisasi pembangunannya.
”Akan dibahas lebih dulu di lokasi mana saja yang bisa kami dukung (membangun rumah sakit). Kami punya keterbatasan, tetapi kami akan mendukung rencana itu,” ujarnya. (TAM)