Perangi Sampah Plastik, Botol Bekas Dijadikan Pohon Natal
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS – Menyambut Hari Raya Natal, umat di Gereja Katolik Santa Perawan Maria Regina, Purbowardayan, Solo, Jawa Tengah membuat pohon natal dari botol air mineral bekas. Ini sebagai upaya memerangi sampah plastik serta mengajak umat mengurangi dan mengelola sampah plastik demi menjaga kelestarian bumi.
Bagus Karyadi, anggota tim dekorasi panitia Natal Gereja Katolik Santa Perawan Maria Regina, mengatakan, pohon natal dibuat setinggi enam meter dari 8.000-9.000 botol air mineral bekas. Botol plastik itu dikumpulkan dari umat selama sebulan.
“Awalnya ada keprihatian karena banyak sampah plastik botol air mineral sisa rapat di gereja, kami berpikir apakah botol bekas itu sekadar dibuang begitu saja. Akhirnya, dijadikanlah sebuah pohon natal,” kata Bagus di Solo, Senin (10/12/2018).
Bagus mengatakan, umat lantas juga diajak mengumpulkan sampah botol-botol air mineral dari manapun hingga akhirnya terkumpul 8.000-9.000 buah. Botol-botol dipotong-potong dan dirangkai sedemikan rupa berbentuk menyerupai parabola yang kemudian disusun hingga berwujud pohon natal. Pohon natal tersebut dipasang di depan pagar gereja.
Proses pembuatan pohon natal tersebut membutuhkan waktu sebulan dengan melibatkan 18 muda-mudi Orang Muda Katolik (OMK) Gereja Katolik SP Maria Regina. “Setelah dipasang lampu-lampu warna-warni dan dihiasi ornamen-ornamen, pohon natal nantinya dinyalakan pada saat malam Natal,” katanya.
Pastor Gereja Katolik SP Maria Regina Romo Antonius Saptana Hadi Pr mengemukakan, pembuatan pohon natal dari botol plastik mengandung pesan mengajak umat menyadari ancaman bahaya sampah plastik, termasuk sampah botol bekas terhadap kelestarian bumi. Pohon natal itu diharapkan menginspirasi umat bergerak bersama mengurangi sampah plastik dan memanfaatkan barang bekas dari plastik. “Bumi ini rumah kita bersama, karena itu harus diselamatkan,” tuturnya.
Romo Sapta mengatakan, agar tidak menambah sampah plastik dan bahan berbahaya lainnya, dalam pembuatan dekorasi-dekorasi perayaan natal di Gereja Katolik SP Maria Regina juga dilarang menggunakan plastik baru ataupun bahan styrofoam. Pembuatan dekorasi natal menggunakan bahan-bahan alami, antara lain bambu.