KEBUMEN, KOMPAS — Seekor lumba-lumba berbobot sekitar 30 kilogram dengan panjang mencapai 1,5 meter terdampar di Pantai Bopong, Desa Surorejan, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Selasa (11/12/2018) siang. Lumba-lumba ditemukan dalam kondisi lemas dan terluka pada tubuh serta moncongnya.
”Lumba-lumba ini terdampar sekitar pukul 10.30, saat itu saya sedang mencari umpan untuk memancing,” kata Manda Kuriyana (23), warga Bopong, di Kebumen, Selasa sore.
Manda bersama sejumlah temannya kemudian berusaha untuk mengembalikan lumba-lumba itu ke laut. Namun, karena kondisinya lemas, lumba-lumba itu kembali terempas ke daratan.
”Kondisinya lemas sekali. Tidak bisa berenang melawan ombak. Sudah sampai delapan kali kami membawanya agak ke tengah sampai lebih 1 meter dalamnya, tapi tetap terseret ombak ke pantai lagi,” papar Manda.
Ia mengatakan, proses itu berlangsung hingga sekitar pukul 13.00. Sempat ada usul untuk menyembelih lumba-lumba itu, tetapi karena binatang itu dilindungi, warga membatalkan niat mereka, kemudian membawanya ke kolam tambak udang untuk dipulihkan kondisinya.
”Ini bukan untuk konsumsi dan juga dilindungi undang-undang sehingga tidak boleh disembelih,” ucapnya.
Menurut Manda, luka-luka lecet pada bagian moncong, kepala, sirip, dan tubuh lumba-lumba ini diduga akibat terkena jaring nelayan. ”Mungkin juga karena kena sampah karena ada banyak sampah di pantai,” ujarnya.
Tumar (45), warga yang turut merawat lumba-lumba di kolam, mengatakan, lumba-lumba ini sudah mulai mau makan ikan kecil-kecil. Sejak siang hingga sore sudah ada sekitar seperempat kilogram ikan yang dimakan.
”Tadi siang tidak bisa bergerak sama sekali. Ini sekarang lumayan sudah bisa sedikit berenang dan makannya juga harus disuapi,” kata Tumar.
Lumba-lumba tampak masih lemas dan kesulitan berenang. Berkali-kali lumba-lumba ini tenggelam ke dasar kolam dan kembali diangkat oleh Tumar agar dapat bernafas. Lumba-lumba ini juga harus disuapi karena moncong atasnya patah pada ujungnya.
”Besok ada dokter dari dinas kelautan dan perikanan yang akan memeriksa lumba-lumba ini. Kalau sudah sehat, akan kembali dilepaskan,” lanjut Tumar.
Saat ini, lumba-lumba itu dirawat di kolam air asin berukuran 12 meter x 8 meter dengan kedalaman 70 sentimeter. ”Warga sedang berusaha menjaga dan merawatnya agar pulih lagi,” kata Sarwana, Kepala Desa Surorejan.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Jawa Tengah Suharman menyebutkan, lumba-lumba itu terdampar ke pantai mungkin karena musim pancaroba dan juga tertinggal oleh kawanannya.
”Harusnya mereka secara bergerombol koloni mencari atau mengejar makanan. Lalu ada yang terpisah, tersesat, dan terdampar ke tepi pantai,” ujar Suharman.
Ia menegaskan, lumba-lumba tersebut adalah satwa yang dilindungi dan mengimbau agar setelah pulih, lumba-lumba itu harus dilepaskan ke alam. ”Mudah-mudahan dilepaskan kembali ke laut bebas,” ucap Suharman.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.