JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat berkomitmen akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di wilayahnya. Hal itu akan dilakukan di banyak sektor, seperti di sektor budaya, kesehatan, dan religi.
Gubernur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke kantor redaksi Harian Kompas di Jakarta, Selasa (11/12/2018). Ia mengatakan, pembangunan manusia itu dilakukan dengan memaksimalkan pembangunan materil agar bisa dinikmati oleh semua masyarakat Sulawesi Barat, termasuk masyarakat dengan kemampuan ekonomi bawah.
"Pembangunan yang ada bisa dinikmati masyarakat bawah agar aktifitas ekonomi meningkat sehingga sumber daya manusianya meningkat," ujar Ali.
Pembangunan materil yang dimaksud Ali mencakup pembangunan untuk menunjang konektifitas masyarakat, seperti membangun jaringan telepon, jalan, jembatan, listrik, air bersih, bandar udara, dan pelabuhan. Ali juga berkomitmen akan membangun pemerintahan yang bersih dari korupsi dalam proses seluruh pembangunan tersebut.
Ia menyebutkan, Sulawesi Barat memiliki kebudayaan yang unik dan khas. Salah satu yang paling diminati wisatawan adalah kain tenun. Beberapa jenis kain tenun Sulawesi Barat yang terkenal adalah Lipaq Saqbe dari Polewali Mandar dan Sukomandi dari Mamuju.
Dalam kunjungan tersebut, Ali juga memperkenalkan kegiatan budaya tahunan yang ada di Sulawesi Barat, yakni Polewali Mandar International Folk and Art Festival (PIFAF). Kegiatan tersebut dianggap bisa mendatangkan wisatawan asing cukup banyak ke Sulawesi Barat karena kegiatan tersebut diikuti 16 negara.
Hal-hal tersebut diharapkan mampu meningkatkan produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita di Sulawesi Barat. PDRB di Sulbar per kapita Rp 29 juta per tahub, jauh di bawah produk domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2017 yang mencapai Rp 51,89 per tahun. Namun, perekonomian Sulawesi Barat menunjukkan pertumbuhan 7,9 persen pada triwulan III 2018 dibandingkan triwulan III tahun 2017. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2018, yakni sebesar 5,17 persen. (SUCIPTO)