Pengerukan Saluran di Surabaya Lebih Diintensifkan
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya semakin mengintensifkan pengerukan saluran, baik lumpur maupun sampah, terutama memasuki musim hujan. Pengerukan saluran air sebenarnya hampir berlangsung sepanjang tahun. Namun, dengan intensitas curah hujan yang cenderung tinggi, pembersihan saluran air semakin gencar.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sekembalinya dari Guangzhou, China, semakin intensif berkeliling untuk meninjau beberapa lokasi di Surabaya, terutama titik-titik yang dinilai rawan banjir, karena saluran tersumbat sampah.
Berbagai penghargaan tingkat internasional yang telah diraih Kota Surabaya tidak menyurutkan Risma untuk terus menata kota berpenduduk 3 juta jiwa ini. Penghargaan dari sejumlah lembaga dan negara tingkat dunia menjadi penyemangat untuk semakin intensif menata Kota Surabaya.
Seperti dalam peristiwa kebakaran yang terjadi pada Sabtu, (8/12/2018) malam, setiba dari Guangzhou, China, Risma langsung mendatangi lokasi untuk melihat kondisi rumah dan bertemu dengan para korban. Apalagi, kebakaran terjadi ketika hujan sedang mengguyur kota ini.
Untuk itu, Risma semakin intensif untuk berkeliling meninjau saluran-saluran air di beberapa lokasi di Surabaya. Pada Rabu (12/12/2018), sejak pukul 06.00, misalnya, bersama jajarannya turun langsung untuk memimpin pengerukan saluran air di kawasan Jalan Banyu Urip. ”Tolong lumpur dikeruk semua, termasuk sampah yang membuat saluran air mampat,” kata Risma saat memimpin jalannya pengerukan saluran air di Jalan Banyu Urip.
Itu lumpur dan sampah langsung masukkan ke karung. Truk dekatkan sini Pak biar cepat mengangkut karungnya.
Dengan menggunakan kebaya merah muda dan bersepatu bot, Risma langsung menginstruksikan agar beberapa alat berat diterjunkan untuk mempercepat pengerukan. Sampah dan hasil pengerukan kemudian diangkut menggunakan truk.
Ia juga terlihat tidak canggung ikut terjun langsung bersama jajarannya membersihkan saluran dari sampah yang menumpuk. ”Itu lumpur dan sampah langsung masukkan ke karung. Truk dekatkan sini Pak biar cepat mengangkut karungnya,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Ery Cahyadi menyampaikan, setelah mendapat informasi adanya genangan di kawasan Banyu Urip Kidul, Risma pun langsung memberikan instruksi agar segera dilakukan pengecekan ke lokasi. Setelah dicek, ternyata ada beberapa penyebab yang membuat aliran air tidak bisa mengalir dengan lancar.
”Setelah dicek, saluran tertutup sampah dari pasar tumpah dan saluran tertutup tiang listrik sehingga sampah itu berhenti di sana,” kata Ery.
Saat ini, lanjut Ery, pengerjaan awal pengerukan saluran air dimulai dari Jalan Banyu Urip. Nanti pengerjaan saluran dilanjutkan di Jalan Banyu Urip Kidul, yang mengarah ke kantor Kelurahan Banyu Urip. ”Jadi, pengerjaannya membesarkan saluran yang di atas sebelum membersihkan yang di bawah,” ujarnya.
Jadi pengerjaannya membesarkan saluran yang di atas sebelum membersihkan yang di bawah.
Ery mengungkapkan, kehadiran pasar tumpah di atas saluran air membuat petugas kesulitan untuk membersihkan tumpukan sampah. Oleh karena itu, untuk mempermudah pengerjaan, pasar tumpah akan digeser ke area kantor Kelurahan Banyu Urip. ”Ada rencana untuk membangun kantor kelurahan tingkat dan pasar tumpah yang ada di luar dimasukkan ke area kantor kelurahan,” ungkapnya.
Kepala Bappeko Kota Surabaya ini juga menyampaikan bahwa pengerjaan pengerukan saluran ini nanti menghambat aktivitas warga sekitar. Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar mengerti dan memahaminya. ”Harapanya tidak ada banjir di daerah Banyu Urip sehingga warga nyaman. Sebelum digarap, akan ada rapat lurah, RW, dan RT bersama warga setempat,” kata Ery.
Bahkan, ke depan Pemkot akan memasang pompa air baru di dua titik lokasi tempat saluran air yang mengarah ke Banyu Urip Kidul. Harapannya, agar ketika hujan deras turun, aliran air dapat dengan mudah terkontrol sehingga aliran air tidak semuanya menuju ke jalan bawah arah Banyu Urip Kidul. Sebetulnya aliran air tidak semuanya langsung turun. Seharusnya dibagi dua. Ada yang 50 persen ke bawah, mungkin yang 30 persen yang ke arah masjid.
Terkait kapasitas pompa yang akan digunakan, Ery mengatakan, pihaknya masih akan melakukan perhitungan bersama dinas terkait. Agar nanti kapasitas pompa yang akan dipasang mampu mengontrol aliran air. ”Kapasitas pompa ini masih kita hitung dengan teman-teman Dinas PU dan Bina Marga. Muatannya nanti berapa, akan dirapatkan di kelurahan,” katanya.