SIDOARJO, KOMPAS — Landas hubung Bandar Udara Juanda Surabaya kembali ambles, Rabu (12/12/2018). Kendati tidak mengganggu operasional kegiatan penerbangan secara keseluruhan, insiden itu menyebabkan pesawat milik maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT 264 rute Surabaya menuju Balikpapan gagal terbang.
Roda belakang pesawat Boeing 737-900 ER bernomor registrasi PK-LHW yang membawa 195 penumpang beserta tujuh kru itu tidak bisa digerakkan karena tersangkut di landas hubung yang ambles. Tidak ada korban jiwa dan seluruh penumpang dievakuasi dengan selamat.
”Saat itu pesawat dalam posisi bergerak menuju landas pacu. Namun, sesampainya di landas hubung roda pesawat tidak bisa bergerak (stuck). Setelah dicek oleh petugas layanan darat serta teknisi, roda belakang (mainwheel) ambles di aspal,” ujar Corporate Communication Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro.
Danang mengatakan, insiden itu terjadi sekitar pukul 09.30. Menurut dia, penerbangan JT 264 dijadwalkan berangkat pukul 08.30 dan pada 08.33 seluruh penumpang telah berada di kabin serta pintu pesawat ditutup.
Sesuai prosedur standar, pihak Lion Air telah melaksanakan pemeriksaan sebelum mengoperasikan pesawatnya (pre-flight check) dan hasilnya dinyatakan laik terbang. Bahkan, saat roda belakang pesawat tidak bisa bergerak, indikator kinerja pesawat menunjukkan kondisi normal.
Pihak maskapai, lanjut Danang, memutuskan penundaan penerbangan. Pesawat kemudian ditarik menggunakan kendaraan penarik dan kembali ke landas parkir (apron). Setelah itu, seluruh penumpang beserta kru diturunkan dan ditempatkan di ruang tunggu keberangkatan.
”Kendati hasil pengecekan menyatakan kondisi pesawat yang mengalami stuck pada roda belakang dinyatakan laik terbang, demi kenyamanan penumpang, penerbangan JT 264 diberangkatkan dengan pesawat lain, yakni Boeing 737-900 ER dengan nomor registrasi PK-LJG,” kata Danang.
Pesawat yang membawa 195 penumpang dan tujuh kru itu lepas landas dari Bandara Juanda pada pukul 11.37 dan tiba di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan pukul 14.00 Wita.
Bukan pertama
Insiden amblesnya landas hubung di Bandara Juanda ini bukan kali pertama. Kasus serupa terjadi Senin (10/12/2018) atau dua hari sebelumnya. Saat itu roda belakang pesawat Lion Air Boeing 737-900 ER dengan nomor registrasi PK-LGQ ambles di aspal landas hubung. Akibatnya, roda tidak bisa digerakkan sehingga pesawat dengan nomor penerbangan JT 316 tujuan Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin, itu gagal terbang.
Legal and Communication Section Head Bandara Juanda Yuristo Ardi Hanggoro mengatakan, pihaknya memberikan perhatian serius terhadap kasus amblesnya landas hubung. Hingga kini, tim masih mencari tahu penyebab pastinya. Namun, selama menunggu penyelidikan berlangsung, pengelola bandara melakukan perbaikan pada landasan yang ambles agar kegiatan operasional penerbangan tidak terganggu.
”Terkait penyebab ada faktor teknis (yang terkait langsung dengan kondisi landasan) dan faktor nonteknis (yang tidak terkait langsung). Semua kemungkinan dikaji. Saat kejadian cuaca mendung tetapi tidak hujan,” ucap Yuristo.
Lokasi berbeda
Yuristo mengatakan, dua kejadian amblesnya aspal berada di titik yang berbeda meski lokasinya berdekatan bahkan sama-sama di NP2, yakni posisi antara landas hubung utara (North atau N) 1 dengan N2. Landas hubung NP2 ini dinyatakan dalam kondisi laik digunakan karena pengerasan permukaan (overlay) secara fisik sudah selesai.
Kendati pengerasan permukaan sudah selesai, hal itu masih berada dalam masa perawatan oleh kontraktor sehingga perbaikan dilakukan oleh mereka. Selain itu, tim teknis dari AP I Bandara Juanda sudah melakukan inspeksi sebelum landas hubung digunakan dan hasilnya menyatakan laik pakai.
Ke depan, pihak pengelola Bandara Juanda lebih serius lagi dalam melakukan inspeksi terhadap seluruh sarana dan prasarana mengingat masa liburan Natal dan Tahun Baru 2019 telah tiba. Pada masa ini jumlah penumpang yang menggunakan angkutan udara di Bandara Juanda diprediksi 1,5 juta orang atau tumbuh 9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. (NIK)