Jasad Korban Perahu Terbalik di Kotawaringin Barat Ditemukan
Oleh
Dionisius Reynaldo Triwibowo
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Petugas berhasil menemukan jasad Hermansyah (48), nelayan yang tenggelam di Sungai Lamandau, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, pada Minggu (16/12/2018). Hermansyah tenggelam tiga hari lalu setelah perahunya terbalik diterpa angin kencang dan arus deras di sungai tersebut.
Kelotok atau perahu mesin yang dibawa Hermansyah terbalik setelah diterjang arus deras dan angin kencang yang melanda Sungai Lamandau. Saat itu, Hermansyah juga bersama anaknya, Arbain (27), dan teman Arbain, Hendra (29).
“Anak dan teman anaknya selamat, tetapi Hermansyah saat itu tenggelam dan tidak ditemukan. Pencarian dilakukan sejak Kamis malam hingga tadi pagi baru ketemu,” ungkap Direktur Polisi Perairan Polda Kalteng Komisaris Besar Badarudin.
Badarudin menjelaskan, pihaknya membentuk tim gabungan bersama aparat Polres Kotawaringin Barat, tim SAR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan warga sekitar untuk mencari korban. Jasad korban ditemukan tidak jauh dari lokasi terbaliknya perahu di sekitar Desa Tanjung Terantang, Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat.
Korban pertama kali ditemukan oleh Tharmizi dan Thamrin, warga desa sekitar yang membantu pencarian bersama petugas. Jasad korban ditemukan dalam keadaan telungkup mengambang di sungai.
“Kami mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca buruk saat ini, khususnya transportasi di jalur sungai. Warga harus melengkapi perahu mereka dengan jaket keselamatan dan terus memeriksa kelayakan perahu,” ungkap Kepala Polres Kotawaringin Barat Ajun Komisaris Besar Arie Sandy.
Sandy mengungkapkan, saat peristiwa itu, cuaca sedang mendung. Tak lama kemudian, hujan rintik turun disertai angin kuat dan arus sungai masih sangat deras.
“Masyarakat harus mematuhi aturan untuk menghindari kecelakaan di perairan. Kami juga terus mengimbau masyarakat lewat berbagai cara, polisi perairan juga bersiaga di pelabuhan dan dermaga,” kata Sandy.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya Chandra mengatakan, dalam seminggu ke depan, diprediksi hampir seluruh wilayah Kalteng dilanda hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi. Hujan bisa disertai dengan angin dan petir.
“Angin kencang beberapa hari belakangan disebabkan oleh adanya hempasan awan cumulonimbus (CB) yang bergerak melalui Kota Palangkaraya dan sekitarnya,” ujar Chandra.
Chandra menjelaskan, angin kencang tersebut biasanya ditandai dengan udara yang terasa menyengat atau gerah pada siang hari. Saat itu, potensi pembentukan awan CB semakin tinggi dan berdampak pada hujan lebat disertai angin kencang pada sore harinya.
“Itu perlu diwaspadai. Jadi, kalau siang terasa begitu gerah dan panas, hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi pada sore hari,” kata Chandra.
Banjir
Curah hujan yang tinggi juga merendam empat desa/kelurahan di Kabupaten Kotawaringin Barat dengan ketinggian air maksimal mencapai 80 sentimeter. Keempat desa/kelurahan itu yakni Kelurahan Pangkut, Desa Nanga Mua, Sukarami, dan Gandis. Keempatnya berada di Kecamatan Arut Utara dan Arut Selatan.
Banjir juga melanda tiga desa di Kabupaten Kotawaringin Timur, yakni Desa Sebabi di Kecamatan Telawang, Desa Hanjalipan di Kecamatan Kota Besi, dan Desa Natai Nangka di Kecamatan Mentaya Hulu. Ketinggian air maksimal mencapai 50 sentimeter. Banjir tersebut terjadi sejak seminggu belakangan.
Kepala Subbidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalteng Alpius Patanan menjelaskan, banjir di Kotawaringin Barat sudah terjadi sejak sepekan lalu di Kecamatan Arut Utara. Namun, kali ini banjir meluas hingga ke Kecamatan Arut Selatan.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD di daerah untuk memantau perkembangan bencana. Petugas juga selalu mengukur ketinggian muka air sungai di wilayah rawan atau dekat permukiman,” ucap Alpius.