AGATS, KOMPAS - Program Bangun Generasi dan Keluarga Sejahtera (Bangga) Papua yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Papua tak hanya untuk pemenuhan gizi dan kebutuhan dasar 11.083 anak di Kabupaten Asmat. Program ini juga mengatasi minimnya data kependudukan di Asmat dengan pembuatan kartu keluarga, nomor induk kependudukan, dan akta kelahiran.
Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Asmat Dewi Linggasari mengatakan hal itu di Agats, Asmat, Sabtu (15/12/2018). Data kependudukan menjadi syarat utama bagi penerima dana program Bangga Papua.
Kesadaran masyarakat Asmat untuk membuat data kependudukan masih minim. Perekaman KTP elektronik baru mencapai 43.000 warga dari target 80.000 warga. Warga sering berada di hutan saat proses pendataan. Juga ada kendala keterbatasan dana dan kondisi geografis yang sulit.
”Sejak ada program Bangga Papua, kami bisa membuat 11.083 akta kelahiran, 9.000 nomor induk kependudukan anak, dan 8.000 kartu keluarga, ” kata Dewi.
Administrator Data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Asmat Erick Tandi mengatakan, data kependudukan anak disurvei tim Sekretariat Bersama Kabupaten Asmat sebelum dana dibagi. ”Kami survei data kependudukan di 23 distrik di Asmat sejak Agustus 2018,” katanya.
Program ini memberikan dana Rp 200.000 per bulan untuk anak berusia 0-4 tahun di 11 kabupaten. Tahun ini, pembayaran telah terlaksana di Asmat dan Paniai. Pembayaran dana dihitung mundur sejak Januari sehingga tiap anak mendapatkan Rp 2,4 juta.
Dana itu untuk membeli makanan bergizi, yakni telur, buah, kacang hijau, susu, biskuit, serta kebutuhan lain, seperti pakaian anak dan peralatan bayi.
Sejak Rabu dibagikan dana di Distrik Agast untuk 2.324 anak dari Distrik Agats, Akat, dan Jetsy. Adapun di Distrik Atsy dibagikan dana untuk 1.930 anak dari Distrik Atsy, Sirets, Betchbamu, Ayip, dan Awyu.
Menurut Ketua Sekretariat Bersama Kabupaten Asmat Frans Sinurat, pihaknya menurunkan 70 tenaga pengawas untuk memonitor penggunaan dana agar sesuai peruntukan.
”Pantauan di Agats dan Atsy, kesadaran para penerima dana Bangga Papua untuk menabung sangat tinggi,” kata Frans yang juga Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Asmat. (FLO)