PKK Berperan Penting dalam Sosialisasi kepada Masyarakat
Oleh
Cokorda Yudistira
·2 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Peran kelompok pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga penting dalam menyosialisasikan peraturan dan penyadaran pentingnya keamanan pangan di masyarakat. Masyarakat diingatkan agar menghindari pemakaian bahan berbahaya dalam membuat produk pangan, misalnya pengawet dan pewarna kimia bukan untuk makanan.
Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (POM) Provinsi Bali di Denpasar I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Senin (17/12/2018), mengatakan, kelompok pemberdayaan dan kesejahteraan (PKK) menjadi mitra sekaligus kader pengawas obat dan makanan di masyarakat.
”Kepedulian masyarakat terhadap keamanan pangan penting terus disosialisasikan,” ujar Aryapatni di sela-sela kegiatan sosialisasi peraturan di bidang distribusi obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, dan pangan di Kantor Balai Besar POM Bali, Senin ini.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengatakan, PKK sebagai gerakan masyarakat yang berada di tengah masyarakat. ”Mulai dari kota sampai ke desa ada kader PKK,” ujar Suastini dalam acara tersebut.
Suastini mengatakan, pengurus dan kader PKK menjadi penyampai pesan kepada masyarakat mengenai pentingnya keamanan pangan. Mendekati hari besar keagamaan atau hari raya, konsumsi pangan umumnya bertambah, terutama jajanan atau kue. Kelompok PKK agar turut menyosialisasikan soal pangan yang aman.
Dalam pemaparannya, Aryapatni mengungkapkan hasil pengawasan Balai Besar POM Bali menunjukkan masih ditemukan produk pangan yang mengandung bahan berbahaya, antara lain formalin, rhodamin B (salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan pada industri tekstil dan kertas), dan methanil yellow meskipun jumlah temuannya sudah berkurang.
Menurut Aryapatni, bahan-bahan berbahaya tersebut masih digunakan karena murah harganya, mudah diperoleh, dan masih bebas dijual. Selain itu, masih ada masyarakat yang kurang menyadari dampak dan bahaya penggunaan bahan kimia itu.
Balai Besar POM Bali di Denpasar secara rutin mengadakan pemeriksaan dan pengawasan terhadap produk pangan yang dijual kepada masyarakat. Balai Besar POM Bali juga menggulirkan Gerakan Keamanan Pangan Desa yang sudah menjangkau 22 desa di Kota Denpasar dan lima kabupaten lainnya di Bali.
Dalam sosialisasi yang diikuti perwakilan penggerak PKK di Bali, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya mengatakan, penyakit dapat dipengaruhi gaya hidup. Gaya hidup yang kurang baik dan tidak sehat, menurut Suarjaya, dapat memunculkan penyakit degeneratif yang disebabkan kemunduran fungsi sel dan organ tubuh, di antaranya penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Suarjaya menyatakan, pemerintah sudah mengingatkan dan menganjurkan masyarakat untuk menjaga kesehatan, di antaranya melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang dimulai dari keluarga. Germas dapat dilakukan dengan beraktivitas fisik minimal 30 menit per hari, mengonsumsi buah dan sayur, dan memeriksakan kesehatan secara rutin.