SAR Pontianak Antisipasi Kemungkinan Terjadinya Kecelakaan
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Kantor SAR Pontianak, Kalimantan Barat, meningkatkan kesiapsiagaan guna mengantisipasi kemungkinan adanya kecelakaan moda transportasi laut, udara, dan darat selama masa mudik natal dan tahun baru. Kesiapsiagaan ditandai dengan menggelar apel pada Selasa (18/12/2018).
Kepala Kantor SAR Pontianak Hery Marantika, Selasa (18/12/2018), mengatakan, apel siaga Natal dan Tahun Baru 2019 tersebut digelar guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan transportasi, baik darat, laut, maupun udara. SAR akan bekerja optimal dalam melakukan pengamanan Natal dan Tahun Baru 2019 ini.
”Kami, kantor SAR Pontianak akan memberikan pelayanan penuh terhadap masyarakat yang akan melakukan perayaan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Kesiapan kali ini dengan mengerahkan alat utama dan personel yang selalu siap serta melakukan patroli dan menempatkan personel pada posko gabungan untuk melakukan pengamanan bersama,” ujar Hery dalam apel tersebut.
Lebih lanjut, Hery mengatakan, pelaksanaan siaga Natal dan Tahun Baru tidak hanya dilakukan di Pontianak, tetapi juga di semua wilayah Kalbar. Kantor SAR Pontianak sebagai posko utama SAR dan dibantu pos SAR sebagai posko di daerah. Kesiapsiagaan ini dilakukan mulai H-7 hingga H+7.
Dalam beberapa pekan terakhir, sebagian besar wilayah Kalbar diguyur hujan disertai angin kencang. Aspek cuaca juga perlu diantisipasi karena juga bisa memicu terjadi kecelakaan, baik darat, laut, maupun udara.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Ade Supriatna, menjelaskan, intensitas hujan di wilayah Kalbar lebat karena fenomena madden julian oscillation (MJO). Ini siklus setiap dua bulanan berupa gangguan meteorologis di daerah tropis, termasuk di Kalbar.
Indeks MJO ini berupa kumpulan awan hujan yang merambat dari barat ke timur atau ke daerah tropis. MJO saat ini berada di kuadran III sehingga dampak yang paling dirasakan adalah terjadi curah hujan sedang hingga lebat.
Kemudian, dipengaruhi juga pola gangguan angin di lapisan 3.000 kaki berupa pertemuan garis angin dan pola pusaran angin masuk di Kalbar. Maka, setidaknya sepekan ke depan sebagian besar wilayah Kalbar diguyur hujan.
Prakirawan BMKG Maritim Pontianak, Benedictus Kushardian, mengatakan, terdapat siklon tropis ”Kenanga” 996 hPa di Samudra Hindia dengan kecepatan angin maksimum 50 knot. Siklon ini bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 11 knot dan terdapat sirkulasi Eddie di Barat Nias serta terdapat pola tekanan rendah di utara Papua 1008 hPa.
Pola angin umumnya bervariasi dari barat-timur laut di wilayah Indonesia bagian utara kecuali di daerah Samudra Hindia Barat Aceh berembus dari tenggara dan tenggara hingga barat di wilayah Indonesia bagian selatan dengan kecepatan 3-20 knot.
Kecepatan angin mencapai 38 km/jam (20 knot) diperkirakan terjadi di Laut Natuna Utara, Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di wilayah-wilayah tersebut.
Harus diperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran. Perahu nelayan juga mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan ketinggian gelombang di atas 1,25 meter. Kapal tongkang meski mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 1,5 meter.
Kemudian, untuk jenis feri agar waspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan ketinggian gelombang lebih dari 2,5 meter, sedangkan kapal ukuran besar, seperti kapal kargo atau kapal pesiar, waspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot serta ketinggian gelombang lebih dari 4,0 meter.