Keselamatan Pengguna Tol Trans-Jawa Menjadi Perhatian
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Selain soal macet, keselamatan pengguna Tol Trans-Jawa turut menjadi perhatian. Keselamatan menjadi salah satu fokus Tim Satuan tugas Jasa Marga Siaga Operasional Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, momentum yang bertepatan dengan beroperasinya Tol Trans-Jawa.
Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Desi Arryani, Rabu (19/12/2018), mengatakan, kemacetan menjadi tantangan yang dihadapi pelintas di ruas tol yang melewati kota-kota besar, seperti Tol Jakarta-Cikampek. Namun, menjaga keselamatan pengguna tol merupakan taruhan utama di ruas tol Cikampek-Surabaya.
“Manfaat Trans-Jawa menjadi berkurang jika banyak terjadi kecelakaan,” kata Desi di sela pelepasan tim satuan tugas Jasa Marga Siaga Operasional Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, Rabu di Jakarta.
Desi mengatakan, Cikampek-Surabaya dapat ditempuh dalam waktu 8 jam. Masa tempuh menjadi lebih singkat dari sebelumnya yang mencapai satu hari penuh.
“Pengguna tol diimbau agar tidak ngebut di jalan. Usahakan kecepatan maksimal di 100 Kilometer per jam. Jika pengemudi sudah merasa lelah, usahakan segera berhenti di rest area terdekat,” kata dia.
Direktur Operasi II Jasa Marga Subakti Syukur menjelaskan, di beberapa daerah di luar Cikampek, ada beberapa titik rawan kecelakaan yang diawasi Jasa Marga.
“Sekarang titiknya masih dalam tahap perkiraan. Titik ini akan terus dipetakan seiring berjalannya masa Libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019,” kata dia.
Berkaca dari libur Lebaran yang lalu, kata Subakti, banyak mobil bak terbuka yang membawa penumpang penuh di belakang bak. Ini berpotensi memicu terjadinya kecelakaan. “Mobil ini kan kecepatannya lambat. Ketika didahului kendaraan lain, mobil ini akan mudah goyang. Kami bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menghindari hal ini,” kata dia.
Berdasarkan catatan Jasa Marga, puncak arus mudik pada libur Natal diperkirakan terjadi pada 22 Desember 2018. Pada tanggal itu, jumlah kendaraan di Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama yang mengarah ke Cikampek diprediksi mencapai 85.000 kendaraan. Angka ini meningkat sebanyak 33 persen dari lalu lintas normal yang mencapai 63.968.
Sementara puncak arus balik diperkirakan terjadi pada 25 Desember 2018. Jumlah kendaraan di GT Cikarang Utama yang mengarah ke Jakarta diprediksi mencapai 92.000 kendaraan pada tanggal tersebut. Angka ini lebih besar 62,7 persen daripada kondisi normal sebanyak 56.562.
Selanjutnya, puncak arus mudik pada libur Tahun Baru 2019 diprediksi terjadi 28 Desember 2018. Jumlah kendaraan di GT Cikarang Utama yang mengarah ke Jakarta diperkirakan mencapai 88.000 kendaraan. Angka ini lebih besar 27 persen daripada kondisi normal yang sebanyak 69.373.
Sementara puncak arus balik melalui GT Cikarang Utama diprediksi terjadi 1 Januari 2019 sebanyak 95.000 kendaraan, naik 68 persen dari kondisi normal sebanyak 56.562.
Untuk itu, Tim Satuan Tugas Jasa Marga Siaga Operasional Hari Raya Natal 2018 dan Libur Tahun Baru 2019 menjaga kelancaran operasional tol di sejumlah wilayah. Rinciannya, wilayah I, yakni Jabodetabek dan Bandung, wilayah II yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta wilayah III yakni luar Jawa, dan wilayah IV adalah rest area.
Dari Jakarta hingga Pasuruan, terdapat 61 rest area, baik rest area operasi maupun rest area sementara. Bagus Cahya, Divisi Operasional Manajemen Jasa Marga mengatakan, sejumlah cara dilakukan untuk menghindari penumpukan pengguna tol di rest area.
Pertama, pemberlakuan batasan waktu beristirahat.”Rest area yang telah penuh akan ditutup. Ini dibantu pihak kepolisian. Pengguna tol akan diarahkan untuk berhenti di rest area selanjutnya,” kata Bagus.
Di samping itu, di rest area juga dilakukan sistem zonasi. Pengguna tol yang sekadar ingin ke toilet diatur sirkulasinya dengan pengguna tol yang ingin beristirahat. (INSAN ALFAJRI)