BANYUWANGI, KOMPAS Seiring pembukaan rute penerbangan internasional, Banyuwangi mengincar 100.000 wisatawan Malaysia berkunjung pada 2019. Perekonomian pun terdongkrak.
Penerbangan pertama Banyuwangi-Kuala Lumpur dan sebaliknya berlangsung pada Rabu (19/12/2018). Penerbangan dilayani maskapai Citilink dengan jadwal tiga kali sepekan. Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Direktur Utama Citilink Juliandra Nur Cahyo ikut serta dalam penerbangan perdana ini.
Arief Yahya mengatakan, tahun 2019, kunjungan wisatawan Malaysia ke Indonesia ditargetkan tiga juta orang. Jumlah itu naik 10 persen dibandingkan dengan tahun 2018 yang sebanyak 2,7 juta orang.
”Saya berharap 100.000 wisatawan mancanegara masuk melalui Bandara Internasional Banyuwangi. Dengan demikian, kunjungan wisatawan asing di Banyuwangi yang tahun ini 100.000 orang, tahun depan bisa 200.000 orang,” ujar Arief.
Konektivitas Banyuwangi semakin baik. Banyuwangi punya rute internasional, sedangkan rute domestik terus tumbuh. Penerbangan langsung dari Jakarta dan Surabaya selalu padat. ”Konektivitas yang baik ini mampu mengembangkan wisata, perdagangan, dan investasi di Banyuwangi,” ujar Arief.
Direktur Utama Citilink Juliandara Nur Cahyo mengatakan, pihaknya sudah memperhitungkan potensi Banyuwangi. Citilink ingin menyasar wisatawan dari dan menuju Malaysia serta tenaga kerja Indonesia di Malaysia.
”Tenaga kerja Indonesia asal Banyuwangi, Situbondo, Jember menguasai 13 persen pasar TKI se-Jawa Timur. Pembukaan penerbangan internasional ini juga upaya kami melakukan ekspansi rute internasional,” ujarnya.
Tersertifikasi
Executive General Manager Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi Anton Marthalius mengatakan, semua fasilitas layanan di terminal internasional sudah tersertifikasi Kementerian Perhubungan. Semua standar minimal operasional, termasuk bea cukai, imigrasi, dan karantina, sudah beroperasi dengan baik.
Selain penerbangan internasional Kuala Lumpur-Banyuwangi, jumlah penerbangan di Bandara Banyuwangi juga bertambah seiring penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi yang dilayani Batik Air. Dengan demikian, jumlah penerbangan domestik di bandara itu menjadi 18 penerbangan sehari.
Jumlah itu belum termasuk penerbangan internasional Kuala Lumpur-Banyuwangi seminggu tiga kali Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas optimistis pembukaan rute internasional membuat Banyuwangi kian berkembang. ”
Sekarang pergi ke Banyuwangi semakin mudah. Diharapkan berdampak pada ekonomi warga karena kuliner, wisata, dan oleh-oleh laku,” ujarnya.
Data BPS 2017 menyebutkan, wisatawan asing tinggal 2,2 malam dengan rata-rata pengeluaran Rp 2,7 juta per orang. Turis domestik menghabiskan Rp 1,5 juta. Total uang yang berputar dari wisata mencapai Rp 7,9 triliun. (GER)