Jika berlibur ke Malang raya, jangan lupa mencicipi kopi robusta dari Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kopi Dampit sudah dikenal di dunia sejak zaman kolonial.
Kopi Dampit sudah dikenal sebagai sentra kopi sejak masa lalu. Buku 100 tahun Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia 1911-2011 menyebutkan bahwa kopi robusta pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1900. Asal mula biji kopi robusta dari Kongo di Afrika Barat. Pada 30 Juni 1900, diangkut 150 biji kopi robusta yang dibeli seharga 2 franc dari I’Horticulture Coloniale Brussel, Belgia.
Biji kopi diangkut menggunakan kapal SS Gendeh milik Rotterdamsche Lloyd dari pelabuhan Rotterdam, Belanda, menuju Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Bibit kopi itu ditanam di Kebun Soember Agoeng (sebelah tenggara Kota Malang) diprakarsai oleh Tuan Rauws yang merupakan sekretaris dewan direksi perusahaan perkebunan Cultuur Mij Soember Agoeng.
Pada 10 September 1900, bibit kopi robusta tersebut diterima di kebun Soember Agoeng. Saat tiba, hanya tujuh bibit mati. Bibit lainnya ditanam di kebun Soember Agoeng, Wringin Anom, dan Kalibakar, Malang. Daerah-daerah tersebut berada di kawasan Kecamatan Dampit.
Dengan kisah sejarah seperti itu, tidak heran jika hingga kini Dampit dikenal dengan produk kopi robustanya. Salah satu cara untuk menikmati kopi Dampit adalah dengan mencicipinya langsung di Dampit.
Tempat nyaman untuk mencicipi kopi Dampit adalah di Warung Lestari (Dwi Jaya) di Jalan Pajang, Kota Dampit. Lokasinya tidak jauh dari Pasar Dampit. Warung kopi tersebut pada tahun 1984 adalah toko pracangan (toko bahan pokok). Pada tahun 1990, toko tersebut berubah menjadi warung kopi. Warung buka pukul 08.00 hingga pukul 16.00.
Bermula dari toko Awalnya, warung milik Pak Heri (71) itu menjadi tempat berkumpulnya warga sekitar hingga malam. Namun, karena kasihan dengan empat pekerjanya yang s selalu pulang malam, Pak Heri akhirnya hanya membatasi warung hingga pukul 16.00.
”Banyak orang luar kota juga datang ke sini. Di sini sudah dianggap sebagai ikon warung kopi di Dampit, makanya kami tidak menjual kopi dengan harga mahal,” kata Pak Heri, Jumat (21/12/2018).
Uniknya, salah satu ikon kopi yang dijual di Warung Kopi Lestari adalah Indonesia Kecil dan Indonesia Besar. Indonesia Kecil merujuk pada kopi khas di sana yang disajikan dengan gelas kecil. Adapun Indonesia Besar merujuk pada kopi dengan cangkir lebih besar.
Harga kopi di warung kopi tersebut sangat murah, yaitu Rp 3.000 per gelas kecil kopi Indonesia Kecil dan Rp 4.000 untuk secangkir kopi Indonesia Besar. ”Di Dampit, ada sekitar 30 warung kopi. Tidak heran karena Dampit adalah sentra kopi,” kata Pak Heri.
Meneguk kopi khas Dampit di Dampit menjadi pengalaman menarik sendiri bagi Yuswantoro, pengunjung warung asal Kota Malang. Kota Malang berjarak sekitar 40 kilometer dari Kota Dampit. ”Minum kopi di sini sangat Indonesia sekali. Musiknya pun lagu berjudul ’Nusantara’ dari Koes Plus,” ujarnya.
Selain bisa meminum kopi, di warung tersebut pengunjung juga dapat membeli aneka jenis kopi dari sejumlah daerah, seperti kopi Lintong, kopi Aceh, kopi arabika Flores Bajawa, dan kopi istimewa khas warung tersebut.
Kopi istimewa di warung tersebut merupakan campuran dari kopi-kopi asal Dampit. Harga satu kilogram kopi istimewa adalah Rp 60.000.
Tertarik minum kopi Dampit di Dampit? Datang saja ke lokasinya. Dampit adalah kota di sebelah tenggara Kabupaten Malang dan merupakan daerah di jalur selatan menuju Kabupaten Lumajang.