DENPASAR, KOMPAS — Kepadatan arus kendaraan di jalur penghubung utama Kota Denpasar-Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, mulai terurai pada Minggu (23/12/2018) siang. Jembatan di Lingkungan Bilukpoh, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, yang sempat ditutup akibat dipenuhi lumpur dan pepohonan yang terbawa banjir pada Sabtu (22/12/2018) malam telah dibersihkan sehingga kembali bisa dilintasi kendaraan.
Keterangan yang diperoleh dari kepolisian dan Pemerintah Kabupaten Jembrana, akses melalui Jembatan Bilukpoh, Jembrana, ditutup sejak Sabtu malam. Penutupan lantaran jembatan itu dipenuhi air dan juga batang pohon serta material lainnya yang terbawa banjir.
”Material dan pohon juga menghalangi aliran sungai sehingga air meluap sampai melewati jembatan,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana I Ketut Eko Susila Artha Permana, Minggu.
Dihubungi terpisah, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan menjelaskan, banjir menerjang wilayah Mendoyo setelah hujan lebat. ”Pada saat bersamaan, air laut sedang pasang,” kata Hartawan.
”Air sungai meluap sampai ke permukiman dan jembatan,” ujar Hartawan yang memimpin langsung proses evakuasi sejak Sabtu malam.
Tertutupnya akses jembatan di Bilukpoh itu menyebabkan terjadinya kemacetan, terutama dari arah timur, yang akan menuju Jembrana atau Gilimanuk. Di Gilimanuk terdapat pelabuhan penyeberangan Selat Bali yang menghubungkan Bali dengan Banyuwangi, Jawa Timur.
Polisi mengalihkan lalu lintas dari Gilimanuk melalui jalur Gilimanuk-Buleleng. Sebaliknya, dari arah timur, atau dari Denpasar, kendaraan dialihkan melewati Pekutatan, Jembrana, atau Pupuan, Tabanan.
Direktur Lalu Lintas Polda Bali Komisaris Besar Anak Agung Made Sudana menyatakan, jembatan di Bilukpoh sudah dibuka kembali pada Minggu siang setelah jalan dan jembatan selesai dibersihkan. Sudana menyatakan, kendaraan yang diperbolehkan melintasi jembatan diutamakan sepeda motor dan mobil atau kendaraan kecil lainnya yang tidak mengangkut beban berat.
”Kami mempertimbangkan kondisi jembatan setelah terkena banjir,” kata Sudana.
Lebih lanjut, Eko mengatakan, warga yang terdampak banjir bandang di Bilukpoh dan sekitarnya sudah dievakuasi ke tempat aman, termasuk ke rumah kerabat atau keluarga mereka.
Hingga Minggu siang, 60 rumah terkena dampak banjir. ”Kami sedang menyiapkan pos dapur umum di balai subak Lingkungan Bilukpoh. Kami juga masih mendata dampak bencana tersebut. Tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir bandang ini,” ujar Eko.