Kementerian Perhubungan mengeluarkan maklumat pelayaran. Otoritas pelayaran diminta mewaspadai cuaca ekstrem yang diperkirakan terjadi selama sepekan ke depan.
Jakarta, kompas Kementerian Perhubungan mengingatkan operator dan perusahaan pelayaran untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang akan terjadi dalam tujuh hari ke depan. Gelombang tinggi diperkirakan terjadi di sejumlah perairan di Indonesia, seperti Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Sumba, Selat Lombok, Selat Makassar, dan perairan di Maluku.
Peringatan itu tertuang dalam maklumat pelayaran yang ditandatangani Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Junaidi pada 23 Desember 2018.
Junaidi, Minggu (23/12/2018), mengatakan, berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), cuaca ekstrem akan terjadi pada 22-28 Desember 2018. Hujan deras, angin kencang, dan gelombang tinggi, 2,5-4 meter, akan terjadi di sejumlah perairan di Indonesia.
Cuaca ekstrem dengan tinggi gelombang 2,5-4 meter diperkirakan terjadi di perairan Rote-Sabu, perairan selatan Sumbawa, Pulau Sumba, dan Samudra Pasifik di utara Halmahera.
”Cuaca ekstrem akan ditemui dalam beberapa hari ke depan. Untuk itu, sedini mungkin regulator dan operator pelayaran, termasuk nakhoda, mewaspadainya dan lebih mementingkan keselamatan,” kata Junaidi.
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga telah meminta nelayan dan pelaku usaha perikanan di sejumlah wilayah agar mewaspadai perubahan cuaca dan gelombang perairan.
”Kami mengimbau nelayan dan pelaku usaha perikanan waspada. Banyak lokasi yang cukup tinggi gelombangnya,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan Zulficar Mochtar.
Arus mudik
Arus mudik libur Natal 2018 di jalan tol Trans-Jawa mulai landai. Jumlah kendaraan pribadi yang melalui jalan tol tersebut semakin berkurang.
”Puncak arus mudik Natal 2018 sudah terjadi pada Jumat dan Sabtu pekan lalu. Kendaraan yang keluar Jakarta pada Jumat lalu sebanyak 93.825 kendaraan dan pada Sabtu 79.585 kendaraan,” kata Kepala Gerbang Tol Cikarang Utama Wilayah III PT Jasa Marga (Persero) Tbk Ahmad Zamzuri.
Berdasarkan data Posko Jasa Marga Gerbang Tol Cikarang Utama pada Minggu pukul 16.04, jumlah kendaraan yang keluar dari Jakarta menuju Cikampek sebanyak 43.235 kendaraan, sedangkan yang masuk Jakarta 28.290 kendaraan.
Jasa Marga memperkirakan arus balik Natal 2018 akan terjadi pada 25-26 Desember 2018. Sementara puncak arus mudik Tahun Baru 2019 akan terjadi pada 28 dan 29 Desember 2018.
”Kami memperkirakan akan ada 87.000 kendaraan dan 88.000 kendaraan pada puncak mudik Tahun Baru 2019 masuk ke Gerbang Tol Cikarang Utama keluar Jakarta,” kata Ahmad.
Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Chandra Sukma Kumara mengatakan, pada Minggu pagi arus lalu lintas sempat padat di Kilometer 34-Kilometer 44. Petugas memberlakukan sistem lawan arus pukul 09.00-11.30.
Pada Minggu siang, Kompas melintasi jalan tol Trans-Jawa. Arus lalu lintas tidak sepadat dua hari sebelumnya. Waktu tempuh dari Tol Cawang ke Gerbang Tol Cikarang Utama sekitar 40 menit.
Kendaraan dapat melaju dengan kecepatan 60 km per jam hingga 100 km per jam. Selain kendaraan pribadi, bus penumpang, truk kontainer, dan truk pengangkut kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, sudah kembali melintas. Sebelumnya, ada larangan truk melintas untuk mengurangi kepadatan lalu lintas yang menyebabkan kemacetan.(ARN/LKT/E07/E05/E16/E20)