SURABAYA, KOMPAS — Jelang misa Natal, aparat Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya meningkatkan pengamanan di gereja. Semua gereja yang ada di Surabaya, Jawa Timur, mendapatkan pengamanan dari polisi.
Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan saat meninjau pengamanan di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus, Senin (24/12/2018), mengatakan, 75 persen personel atau sekitar 2.000 aparat dikerahkan untuk mengamankan ibadah Natal. Mereka melakukan penjagaan keamanan di 355 gereja di Surabaya.
Guna mencegah aksi terorisme yang terjadi pada Mei lalu terulang, pihaknya meningkatkan keamanan di gereja-gereja. Sekitar 25 gereja dengan jemaat lebih dari 1.000 orang disterilisasi dari ancaman bom. Tim Gegana dan anjing pelacak dikerahkan untuk memastikan tidak ada bahan peledak di area gereja.
”Pengamanan dibantu dengan personel TNI, Pemkot Surabaya, dan organisasi masyarakat. Tidak ada satu pun gereja yang tidak dijaga aparat,” ujar Rudi.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan pengurus gereja untuk melakukan penjagaan di akses masuk. Hal ini untuk mencegah aksi terorisme terjadi di kawasan gereja yang sarat dengan jemaat.
Beberapa langkah yang dilakukan adalah mengurangi akses masuk ke gereja. Jika biasanya ada lebih dari tiga jalur masuk gereja, saat ibadah Natal hanya ada satu jalur yang dibuka. Kendaraan pun tidak bisa mendekat di area halaman gereja dan harus diparkir di area yang sudah disiapkan.
”Deteksi dan identifikasi jemaat dilakukan oleh petugas keamanan gereja setempat karena mereka paham identitas jemaatnya. Kami tidak ingin pengamanan mengakibatkan jemaat terganggu,” kata Wakil Kepala Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Leonardus Simarmata.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Linmas Kota Surabaya Eddy Christianto menambahkan, dalam pengamanan Natal dan malam tahun baru ini, Pemkot Surabaya menerjunkan sekitar 2.700 personel. Personel yang terlibat di antaranya dari unsur satpol PP, linmas, dinas perhubungan, dan pemadam kebakaran. ”Sebagian dari mereka akan bergabung dengan pos pengamanan polisi,” ujar Eddy.