Gedung Parkir Berbiaya Rp 98 Miliar Sepi sejak Awal
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Gedung Klandasan, gedung parkir milik Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yang menelan biaya Rp 98 miliar masih sepi sejak dibuka pada Februari 2017. Untuk memaksimalkan pendapatan, sektor ekonomi kreatif, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah, akan diberi tempat.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi, Kamis (27/12/2018), mengatakan, pihaknya akan melakukan beberapa cara agar gedung parkir itu semakin ramai. Salah satu yang dilakukan adalah mengetatkan pemanfaatan areal bebas parkir di Jalan Sudirman.
Selain itu, juga dipikirkan pembuatan jembatan penyeberangan, seperti di simpang tiga Balikpapan Plaza, untuk memudahkan warga menyeberang. Lantai dasar akan dijadikan semacam pusat ekonomi kreatif, yang bisa diisi UMKM, tetapi tak sembarang UMKM yang masuk.
”Nanti di lantai bawah gedung ini bisa dipakai untuk usaha kuliner, UMKM, (seni) kriya, usaha-usaha oleh anak muda, dan lainnya. Februari 2019 dimulai,” kata Rizal dalam jumpa pers paparan akhir tahun.
Sejak dibuka Februari 2017, Gedung Klandasan yang menghabiskan anggaran Rp 98 miliar ini masih sepi. Meski demikian, pemkot bersikukuh bahwa gedung delapan lantai di Jalan Sudirman yang bisa menampung hingga 400 mobil ini bukan bangunan yang sia-sia.
Kepala Dinas Perhubungan Balikpapan Sudirman Djayaleksana mengklaim, target penerimaan Rp 300 juta per tahun memang baru tercapai Rp 200 juta. Namun, itu tidak berarti pencapaiannya buruk.
”Sebagian masyarakat masih berpikir memarkir mobilnya ke tepi jalan atau ke lokasi yang dekat dengan tujuan. Tidak terbiasa berjalan sedikit jauh. Itulah mengapa masih tampak sepi,” ujarnya.
Pantauan Kompas pada Kamis sore, gedung parkir ini memang sepi. Hanya di lantai 3 terlihat mobil-mobil parkir. Jumlahnya hanya 10 mobil. Hingga ke lantai atas, tidak terlihat lagi mobil parkir.
Lift yang ada memang berfungsi, demikian juga toilet. Namun, salah satu yang menjadi ganjalan bagi pengguna adalah cukup susah parkir. Gabriela, warga Balikpapan, mengatakan, sudut-sudut belokan terlalu tajam.
”Harus segera berbelok begitu naik. Enggak nyaman, apalagi kalau mengendarai mobil jenis SUV. Sebenarnya gedung parkir ini memudahkan parkir, terutama kalau ada keperluan ke Taman Bekapai dan sekitarnya. Tetapi ya mesti mau jalan kaki,” kata ibu rumah tangga ini.
Di gedung ini juga terdapat aula, yang sering digunakan sebagai tempat pernikahan. Menurut Sudirman, pemanfaatan aula ini juga akan dimaksimalkan tahun depan. Per hari, ada 100-an mobil dan motor yang parkir di gedung ini.