SURABAYA, KOMPAS — Ribuan muslimat Nahdlatul Ulama dari berbagai pelosok Jawa Timur memenuhi gedung Jatim Expo, Minggu (30/12/2018). Mereka berzikir dan bershalawat mendoakan keselamatan bangsa di tengah beragam bencana yang melanda belakangan ini.
Acara bertajuk ”Maulidur Rosul dan Doa untuk Keselamatan Bangsa” itu juga bertujuan memohon keutuhan menghadapi tahun politik 2019. Negara Kesatuan Republik Indonesia harus tetap menjadi negara yang damai dan penuh nilai toleransi yang direkatkan dengan semangat persaudaraan di antara beragam suku bangsa.
Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa mengatakan, banyak pihak yang mencurigai kegiatan yang digelar bernuansa politik. Dia pun menegaskan bahwa acara yang digelar Muslimat NU Jatim itu merupakan agenda politik menjaga ajaran Ahlussunnah Waljamaah.
”Jangan sampai Ahlussunnah Waljamaah digerus oleh paham lain. Muslimat harus tegas menentukan sikap dalam memilih pemimpin bangsa, yakni yang bisa menjaga ajaran Ahlussunnah Waljamaah tetap berada negeri ini,” ujar Khofifah.
Muslimat NU memiliki peran dalam menjaga NKRI tetap tegak, melindungi seluruh warga bangsanya, serta menciptakan ketenangan dengan tidak membiarkan orang lain menebar fitnah atau berita bohong yang dapat mengancam persatuan dan menimbulkan kegaduhan.
Muslimat ingin membangun cintanya kepada NKRI dengan membangun kehidupan yang damai, penuh suasana ketenangan dan ketenteraman. Oleh karena itu, Muslimat berdoa dan berzikir memohon berkah seraya berharap mereka mampu menularkan semangat perdamaian itu kepada seluruh warga bangsa di bumi Nusantara.
Indonesia sebagai sebuah negara memiliki perekonomian yang mampu bersaing dengan bangsa lain. Bahkan, Indonesia berpotensi tumbuh dan berkembang menjadi negara dengan potensi ekonomi yang mampu mengalahkan negara-negara maju. Secara fundamental, ekonomi Indonesia kuat.
”Berdasarkan prediksi ahli, perekonomian Indonesia akan mengalami lompatan besar karena infrastrukturnya sudah terbangun dengan baik dan stabilitas ekonominya bagus,” kata Khofifah.
Ketika perekonomian Indonesia melaju pesat, Muslimat NU bisa mengisi peran lebih banyak dalam pembangunan bangsa. Muslimat bisa berperan di bidang pendidikan, mulai dari pendidikan anak usia dini, bidang kesehatan, ataupun sosial kemasyarakatan.
Ketua Muslimat NU Jatim Masyruroh Wahid mengatakan, dengan memanjatkan doa keselamatan bangsa, pihaknya berharap bencana akan berhenti cukup sampai di tsunami Banten. Selain itu, memasuki tahun politik, pihaknya berharap bisa berjalan dengan damai sehingga pada akhirnya melahirkan pemimpin yang mampu menjaga ajaran Ahlussunnah Waljamaah.
Sekretaris Pengurus Wilayah Muslimat NU Jatim Mariyam Baharuddin mengatakan, jumlah peserta yang hadir diperkirakan mencapai 24.000 orang. Mereka datang dari 38 kabupaten dan kota di Jatim. Ada yang dari kepulauan Madura hingga pelosok Kabupaten Pacitan. Biaya ditanggung peserta karena panitia hanya menyediakan konsumsi.
Selain berdoa untuk keselamatan dan keutuhan bangsa, acara ini juga digelar dalam rangka menyongsong hari lahir ke-73 Muslimat NU. Untuk menjaga kebersihan mengingat jumlah massa yang mencapai ribuan orang, pihak panitia telah menyiapkan ”pasukan semut”. Mereka merupakan sukarelawan yang akan membersihkan sampah, terutama plastik.