BANDUNG, KOMPAS - Pelaksanaan program Citarum Harum akan semakin ditajamkan di tahun 2019. Tidak hanya masyarakat di bantaran Sungai Citarum, dorongan keterlibatan perguruan tinggi, pemerintah daerah dan pusat juga akan terus ditingkatkan.
”Perlahan Citarum Harum mulai menghidupkan pola pikir masyarakat tentang pentingnya melindungi sungai,” kata Ketua Dewan Pengawas Yayasan Citarum Harum, Dini Dewi Heniarti, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (1/1/2019).
Dimulai Februari 2018, program Citarum Harum diharapkan memulihkan Sungai Citarum dari hulu ke hilir sejauh 297 kilometer hingga tujuh tahun ke depan. Pelaksanaannya dibagi lewat 22 satuan tugas (satgas).
Koordinator setiap satgas dipimpin perwira berpangkat kolonel dari Kodam III/Siliwangi. Citarum memiliki peran strategis mendukung kehidupan masyarakat Jabar.
Dini mengatakan, dukungan semua pihak menjadi kunci keberhasilan program ini pada tahun 2019. Beberapa target yang akan terus digenjot seperti penghijauan lahan kritis, penanganan sampah rumah tangga, hingga sanitasi masyarakat dan ternak.
Untuk penghijauan, Dini mengatakan, dari target kebutuhan 125 juta bibit pohon untuk ditanam di 80.000 hektar lahan kritis, kini telah ditanam 869.184 bibit pohon di lahan seluas 556,3 hektar.
Ke depannya, secara bertahap jumlahnya pohon akan terus ditambah. Ia mengatakan, banyak warga, kampus, pemerintah, dan swasta ingin terlibat dalam program penanaman lahan kritis.
Penanganan sampah rumah tangga juga akan terus digenjot. Saat ini sudah dibuat sembilan unit tempat pembuangan sampah yang dibangun bersama masyarakat. Diharapkan tahun depan bisa ditambah agar bisa meningkatkan budaya memilah sampah.
Masalah penyediaan infrastruktur sanitasi masyarakat dan hewan ternak juga akan menjadi perhatian utama. Dini mengatakan, sebanyak 58 tangki septik baru dibangun. Diharapkan prosesnya terus berjalan mulus bersamaan dengan pembangunan 25.501 unit WC.
”Penegakan hukum juga bakal terus dilakukan. Hingga saat ini, kami telah menertibkan 154 pabrik di sepanjang daerah aliran Sungai Citarum dan 1.868 keramba jaring apung di Waduk Saguling dan Waduk Cirata,” katanya.
Pendampingan
Komandan Sektor Pembibitan Citarum Harum Letnan Kolonel Choirul Anam menargetkan penanaman pohon keras, kopi, dan buah-buahan lebih kurang 3 juta pohon hingga Maret 2019. Penanaman dilaksanakan sesegera mungkin mengingat penanaman pohon cocok dilakukan saat musim hujan sehingga bibit mudah mendapatkan suplai air.
”Nanti saat kemarau, kami fokus pada pembuatan bibit besar-besaran sehingga pada akhir musim kemarau kami bisa menanam lagi. Saya berharap pada tahun 2019, kami bisa menanam 6 juta pohon,” paparnya.
Penanaman pohon di daerah hulu dilaksanakan dengan sistem tumpang sari agar pohon yang ditanam dirawat oleh para penggarap. Dengan perbandingan pohon dan sayuran 1:3, Choirul berharap penggarap lahan bersedia memperhatikan tanaman keras yang ditanam.
Ia menyatakan, cara ini juga menjadi bentuk ajakan kepada masyarakat untuk beralih komoditas ramah lingkungan.
”Untuk mengawal program ini, setiap 10 hektar diawasi oleh dua petugas. Petugas itu juga akan membantu masyarakat merawat semua pohon yang sudah ditanam,” kata Choirul. (CHE/RTG)