SIDOARJO, KOMPAS - Beroperasinya sejumlah bandar udara baru di Jawa Timur seperti Bandara Blimbingsari Banyuwangi dan Bandara Notohadinegoro Jember tidak menggerus peran Bandara Juanda dalam interkoneksi nasional maupun internasional. Sebaliknya, peran Juanda sebagai gerbang udara Jatim maupun wilayah Indonesia timur semakin signifikan.
Data PT Angkasa Pura I selaku pengelola menunjukkan jumlah penumpang di Bandara Juanda sepanjang 2018 tercatat sebanyak 20,9 juta orang atau hampir 21 juta orang. Jumlah penumpang tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 4 persen dibandingkan tahun 2017.
Pertumbuhan jumlah penumpang ini diikuti oleh pertumbuhan pergerakan pesawat yang mencapai 156.000 pada 2018 atau tumbuh 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain penumpang, pelayanan kargo di Bandara Juanda juga menunjukkan pertumbuhan positif. Angka yang dicatatkan mencapai 116.335 ton atau naik 8,6 persen dibandingkan periode yang sama sebelumnya.
General Manajer Bandara Juanda Heru Prasetyo, Rabu (2/1/2019) mengatakan pihaknya optimis pengguna jasa bandara terus bertumbuh pada 2019. Beroperasinya jalan tol Trans Jawa sebagai alternatif transportasi darat pada momen liburan Natal dan Tahun Baru 2019 (Nataru), tak menyurutkan minat masyarakat menggunakan moda transportasi udara di Bandara Juanda.
Sebagai gambaran jumlah pergerakan penumpang Nataru hingga 1 Januari 2019 tercatat sebanyak 712.522 orang atau hanya turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 834.659 orang. Sedangkan jumlah pelayanan kargo tercatat 4.110.629 kilogram (kg), turun 4,2 persen dibandingkan periode lalu yang tercatat 4.290.795 kg.
Apabila dicermati, penurunan jumlah penumpang terjadi pada arus lalu lintas penerbangan domestik. Sedangkan jumlah penumpang pada arus penerbangan internasional justru mengalami peningkatan signifikan. Sebagai gambaran, jumlah pergerakan pesawat pada Selasa (1/1/2018) mencapai 24 pesawat datang dan 22 pesawat berangkat.
Jumlah pergerakan pesawat itu meningkat dibandingkan hari yang sama tahun lalu sebanyak 19 pesawat datang dan 20 pesawat berangkat. Jumlah pergerakan pesawat ini berbanding lurus dengan jumlah pergerakan penumpang.
Sebagai gambaran penumpang internasional yang tiba di Bandara Juanda pada Selasa lalu sebanyak 4.741 orang atau naik 57 persen dari tanggal yang sama tahun lalu sebanyak 3.005 orang. Adapun penumpang internasional yang berangkat sebanyak 3.289 orang atau naik 1,2 persen dibandingkan tahun lalu.
“Selama 2018, operasional Bandara Juanda berjalan lancar. Hal itu karena dukungan dari berbagai pihak seperti otoritas bandara, navigasi udara, maskapai penerbangan, petugas layanan darat (groundhandling), hingga kesehatan pelabuhan dan tim pengamanan,” ujar Heru Prasetyo.
Prospek bagus
Selain berperan dalam interkoneksi antardaerah, Bandara Juanda juga berperan menggeliatkan pembangunan ekonomi Jatim. Terkini, bandara berperan signifikan dalam pembangunan pariwisata. Obyek wisata unggulan seperti Bromo Tengger Semeru menjadi lebih mudah diakses oleh wisatawan domestik maupun mancanegara dengan adanya bandara.
Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf mengatakan peran Bandara Juanda semakin signifikan di era globalisasi. Salah satunya menggenjot pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Jatim. Selain itu mendorong pertumbuhan ekspor barang produksi industri besar maupun pelaku usaha mikro kecil dan menengah bahkan peternak.
Berdasarkan catatan Kompas, Jatim merupakan eksportir domba ke Malaysia melalui jalur transportasi udara. Kelebihannya dibandingkan mengunakan kargo kapal, proses pengiriman jauh lebih cepat sehingga tidak berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan ternak.
Perbaikan pelayanan
Legal and Communication Section Head Bandara Juanda Yuristo Ardhi Hanggoro PT Angkasa Pura I selaku pengelola telah menyiapkan program pengembangan dengan menambah daya tampung penumpang, meningkatkan pelayanan, dan memberikan kenyamanan serta keamanan. Hal itu dilakukan untuk menjawab tantangan lonjakan pertumbuhan penumpang pengguna moda transportasi udara yang tinggi setiap tahunnya.
Pada 2019 pengembangan akan difokuskan di terminal satu. Saat ini Bandara Juanda memiliki dua terminal penumpang yakni di terminal satu dan di terminal dua. Keduanya melayani penerbangan domestik maupun internasional.
Terminal satu memiliki luas 62.700 meter persegi. Rencananya ditingkatkan menjadi 137.200 meter persegi atau ada penambahan 74.500 meter persegi. Dengan adanya perluasan tersebut, fasilitas ruang tunggu akan menjadi 17 gate dari saat ini 12 gate.
“Kapasitas tempat duduk di ruang tunggu meningkat menjadi 6.000 kursi, dari saat ini 3.200 kursi. Sebanyak 400 kursi diantaranya untuk penumpang umroh,” ujar Yuristo,
Pekerjaan pengembangan Bandara Juanda yang rencananya dilaksanakan Febuari 2019, akan dibagi menjadi dua tahap. Pembangunan tahap pertama berupa perluasan sisi timur terminal dan perluasan area parkir yang ada saat ini. Sedangkan pembangunan tahap kedua berupa perluasan sisi barat terminal dan pembangunan gedung parkir baru.