Akses Antarkota Lebih Mudah, Harga Bahan Pangan Turun di Solo
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Memasuki awal tahun 2019, harga sejumlah bahan pangan yang sempat merangkak naik di Solo, Jawa Tengah, pada akhir Desember 2018 berangsur turun. Mudahnya akses dari dan menuju solo menjadi salah satu penyebab turunnya harga.
Berdasarkan pantauan di Pasar Legi, pasar induk di Solo, Jumat (4/1/2019), harga cabai rawit merah turun dari Rp 50.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 32.000 per kg, harga cabai rawit hijau turun dari Rp 22.000 per kg menjadi Rp 17.000 per kg, harga cabai merah keriting turun dari Rp 28.000 per kg menjadi Rp 24.000 per kg, dan harga cabai merah besar turun dari Rp 20.000 per kg menjadi Rp 17.000 per kg. ”Harga cabai mulai naik saat mendekati Natal, tetapi sekarang sudah turun banyak,” ujar Kaliyem, pedagang di Pasar Legi, Jumat (4/1/2019).
Harga telur ayam pun turun dari Rp 26.000 per kg menjadi Rp 24.000 per kg, harga daging ayam turun dari Rp 37.000 per kg menjadi Rp 34.000 per kg, dan harga beras medium stabil di kisaran Rp 9.450 per kg.
Kepala Dinas Perdagangan Solo Subagiyo mengatakan, secara umum, harga kebutuhan bahan pokok selama tahun 2018 relatif terkendali. Hal itu ditunjukkan dengan tingkat inflasi Januari-Desember 2018 rendah, 2,45 persen. Walaupun ada kenaikan harga pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2019, itu masih dalam batas yang wajar dan telah kembali menurun memasuki awal 2019. Kenaikan harga cabai selain dipengaruhi peningkatan permintaan juga dipengaruhi musim hujan. ”Produksi panen terganggu karena musim hujan,” katanya.
Subagiyo menambahkan, cabai yang diperdagangkan di Solo dipasok dari Mojokerto dan Jember, Jawa Timur. Keberadaan jalan tol Trans-Jawa yang telah dioperasionalisasikan memperlancar arus distribusi sehingga harga yang sempat naik dapat cepat kembali turun lagi, di samping juga karena dipengaruhi menurunnya permintaan setelah libur Natal dan Tahun Baru.
Anggota Tim Satuan Tugas Pangan Kepolisian Resor Kota Solo, Ajun Komisaris Widodo, mengatakan, berdasarkan penyelidikan, tidak ditemukan indikasi penimbunan ataupun kelangkaan barang. Kenaikan harga sejumlah bahan karena dipengaruhi peningkatan permintaan konsumen sehingga pedagang menaikkan harga.
”Banyak kegiatan instansi pemerintahan dari luar Solo yang mengadakan rapat-rapat di Solo sehingga hal itu turut mendorong permintaan yang berdampak pada kenaikan harga,” katanya.
Subagiyo mengatakan, Pemerintah Kota Solo terus berupaya melakukan pengendalian inflasi. Upaya itu antara lain Tim Pengendali Inflasi Daerah Solo membuka kios Mirunggan di Pasar Gede dan Nusukan. Kios itu menjual bahan kebutuhan pokok, di antaranya beras, minyak goreng, telur, terigu dengan harga maksimal sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Diharapkan kios ini menjadi acuan harga bagi para pedagang di pasar.