BANDA ACEH, KOMPAS - Sedikitnya 10 hektar lahan gambut di Desa Babah Dua, Kecamatan Darul Hikmah, Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi Aceh, terbakar, Minggu (6/1/2019). Petugas kesulitan memadamkan api lantaran mobil pemadan kebakaran tidak bisa mencapai lokasi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Jaya Mukhtaruddin mengatakan, keberadaan titik api diketahui pada pagi hari. Dalam beberapa jam api meluas. Lahan gambut yang terbakar merupakan lahan kosong. Pihaknya belum mengetahui penyebab kebakaran. Namun, personel BPBD dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.
”Pemadaman dilakukan manual. Api belum bisa dipadamkan karena mobil pemadam tidak bisa ke lokasi karena terhalang sungai,” katanya. Minggu kemarin, sedikitnya 10 titik api terdeteksi di beberapa kabupaten di Aceh. Sumber titik api diduga dari kebakaran lahan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan intensitas hujan yang mulai berkurang membuat lahan rawan terbakar. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Aceh Zakaria Ahmad mengatakan, pada Sabtu, terpantau sembilan titik api di Aceh.
Sehari kemudian bertambah menjadi 10 titik api. Sebanyak tiga titik di Aceh Tengah dan dua titik di Aceh Jaya. Di Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Barat Daya, dan Pidie masing-masing satu titik.
”Di Aceh Tengah dan Aceh Tamiang tingkat kepercayaan 73 persen. Artinya, kuat dugaan itu titik api kebakaran lahan,” kata Zakaria.
Hujan berkurang
Zakaria mengatakan, saat ini intensitas hujan mulai berkurang sehingga potensi terjadinya kebakaran lahan dan hutan tinggi. Dia mengingatkan warga agar tidak membuka lahan dengan cara membakar karena bisa memicu kebakaran yang luas.
Seperti yang terjadi awal tahun lalu di Aceh Barat. Ratusan lahan sawit dan gambut terbakar karena warga membuka lahan. Api dari lahan warga merambat ke lahan gambut. Butuh waktu lebih dari seminggu untuk memadamkan api.
Asap dari kebakaran lahan saat itu mengganggu aktivitas warga. Beberapa sekolah diliburkan karena dikhawatirkan siswa terkena gangguan pernapasan.
Kebakaran lahan dan hutan menjadi salah satu bencana rutin di Aceh. Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat, pada 2018 terjadi 33 kali kebakaran hutan dan lahan seluas 777 hektar.
”Nilai kerugian Rp 51,3 miliar,” kata Kepala BPBA Teuku Ahmad Dadek. Dadek mengatakan, wilayah barat-selatan Aceh di antara Aceh Barat dan Nagan Raya adalah kawasan paling rawan terjadi kebakaran lahan. ”Penegakan hukum harus tegas agar ada efek jera bagi warga yang membakar hutan,” kata Dadek. (AIN)